4 Buku Self-Healing dengan Bahasa Menenangkan, Baca Ini untuk Kesehatan Mentalmu!
4 Buku Self-Healing dengan Bahasa Menenangkan--Freepik.com
RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID – Salah satu langkah yang bisa kamu ambil untuk menangkal racun emosional dalam tubuhmu adalah dengan membaca buku self-healing dengan bahasa menenangkan.
Berbagai persoalan dalam hidup bisa menjadi racun yang mengendap dalam tubuhmu, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara mental.
Meski tidak tampak dan seolah tidak memiliki eksistensi, kesehatan mental merupakan sesuatu yang akan mengganggumu jika tidak segera ditangani.
Oleh karenanya, artikel ini akan memberikan alternatif bagimu yang hendak merawat kesehatan mental, yakni dengan membaca buku self-healing dengan bahasa menenangkan yang akan direkomendasikan berikut ini.
Simak sampai akhir, ya!
BACA JUGA Dijamin Jago Ngomong! Ini 5 Buku Self-Improvement untuk Meningkatkan Skill Komunikasi dalam Dirimu
Chicken Soup for the Soul: Menemukan Kebahagiaan karya Jack Canfield
Bisa kamu baca di sela waktu luang terlebih ketika kamu sedang dilanda berbagai perasaan penat, kecewa, sedih, dan perasaan negatif lainnya, buku self-healing dengan bahasa menenangkan yang satu ini akan menyajikanmu 101 kisah untuk menemukan kebahagiaan.
Dengan membacanya, kamu bisa memahami bahwa terdapat banyak cara untuk menemukan kebahagiaan yang menjadi inti dari 101 kisah yang disajikan.
Dikemas dengan sederhana dan bahasa yang indah, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih positif. Membaca buku ini juga akan membuatmu tanpa disadari mengusir emosi negatif dan merawat emosi positif.
Buku self-healing dengan bahasa menenangkan pertama yang direkomendasikan kepadamu ini terkenal dengan nuansa yang menghangatkan hati. Kamu akan diajak untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup, sekaligus menghadirkan kembali gairah dalam hidupmu.
Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan karya Jeon Seunghwan
Seringkali kamu terjebak dalam kebingungan yang membuatmu kesulitan mengenali apa maumu sendiri. Terlebih ketika kamu berada di usia-usia rawan seperti fase seperempat kehidupan, perasaan cemas, khawatir, tidak percaya diri, hingga putus asa tentang masa depan bukan tidak mungkin akan turut menyertai.
Apalagi jika kamu melihat orang lain sudah berjalan di jalur mereka yang akan membuatmu merasa semakin tertinggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: