Khawatir Anak Menyembunyikan Sesuatu? Ini Tips Parenting dr Aisah Dahlan Agar Bisa Menjadi Teman Curhat Anak

Khawatir Anak Menyembunyikan Sesuatu? Ini Tips Parenting dr Aisah Dahlan Agar Bisa Menjadi Teman Curhat Anak

Ilustrasi cara menjadi teman curhat anak ala dr Aisah Dahlan.-Pecinta dr Aisah Dahlan/ yt-

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Menjadi seorang ibu, tidak hanya tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik, tapi juga bisa menjadi teman curhat anak.

Orang tua harus belajar memposisikan diri agar anak mau terbuka dan tidak menyembunyikan sesuatu yang perlu diketahui orang tuanya.

Apalagi saat memiliki anak yang mulai beranjak dewasa, kekhawatiran orang tua akan meningkat sebab pergaulan yang mulai lebih luas dan tidak bisa selalu terjangkau pengawasaan orang tua.

Maka daripada kepo dan khawatir sendiri, sebagai orang tua perlu belajar memahami dan membuat anak nyaman. Sehingga tanpa ditanya apalagi sampai dipaksa dan haru marah-marah dulu, anak sendiri yang akan bercerita apa saja yang dia rasakan, dan dia lakukan.

Untuk bisa dalam posisi hubungan anak dan orang tua yang seperti ini, dr Aisah Dahlan memberikan beberapa tips agar bisa jadi teman curhat untuk anak.

Tips dr Aisah Dahlan Agar Bisa Menjadi Teman Curhat Anak

Seiring beranjak remaja, tak jarang pengaruh perubahan hormon akan sangat mempengaruhi perilaku dan mood anak. Maka penting bagi orang tua juga memahami kapan saja anak sedang dipengaruhi dengan hormonnya agar dapat lebih dapat menyesuaikan tindakan di waktu yang tepat.

Lalu bagaimana cara orang tua menyesuaikan diri agar bisa menjadi teman curhat yang nyaman bagi anak? Berikut penjelasan dr Aisah Dahlan.

1. Pahami Watak dan Bahasa Kasih Anak

Disebutkan di awal oleh dr Aisah Dahlan bahwa penting memahami karakter dan bahasa kasih anak. Karena inilah yang akan membuat orang tua tahu, cara paling tepat yang akan membuat anak nyaman dan merasa dicintai, sekaligus membangun kepercayan lebih kepada orang tuanya.

Ada 5 jenis bahasa kasih anak yang perlu orang tua pahami, yaitu sentuhan fisik, pujian, waktu berkualitas, pelayanan, dan hadiah. Dan di antara 5 bahasa kasih anak ini pasti ada salah satu bahasa kasih yang dominan yang dimiliki setiap anak.

"Maka dari itu, perlu juga lihat wataknya, apa yang lagi disenangi anak, bahasa kasihnya bagaimana. Enggak sembarangan supaya anak percaya sama kita," jelas dr Aisah Dahlan.

Karena salah satu kendala dalam kasus orang tua memiliki hubungan yang jauh dengan anak karena anak menganggap orangtua dianggap tak bisa dipercaya.

Dan bisa jadi hal ini terjadi karena orang tua belum memahami bahasa kasih anak dengan baik. Jadi, meski dirasa sudah melakukan yang terbaik untuk anak, namun ternyata hal itu tida diterima seutuhnya olah anak akibat penggunaan bahasa kasih yang keliru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: