Kerja Sama Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA, 40 Kader Ulama Pesantren Dapat Pelatihan Dakwah 2 Bulan di Mesir

 Kerja Sama Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA, 40 Kader Ulama Pesantren Dapat Pelatihan Dakwah 2 Bulan di Mesir

PEMBUKAAN - Kegiatan pelatihan intensif dakwah dan fatwa untuk para kader ulama dari berbagai pesantren di Indonesia hasil kerja sama Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA resmi dibuka di Kairo pada Senin, 19 Februari 2024.-Dok. Istimewa-Tim Media Lazis ASFA

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Lazis Assalam Fil Alamin (ASFA) kembali menunjukkan komitmennya terhadap percepatan kaderisasi ulama dan pesantren di Indonesia. Melalui kerja sama Al-Azhar Kairo dan Lazis Asfa, sebanyak 40 kader ulama perwakilan dari sejumlah pesantren di Indonesia berkesempatan mengikuti pelatihan intensif dakwah dan fatwa selama 2 bulan di Kairo Mesir.

Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA ternyata memiliki titik temu dalam proyek melahirkan SDM umat yang unggul. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekjen Pusat Keilmuan Al-Azhar Prof. Dr. Nadhir Al-Ayyad dan Ketua Lazis ASFA H. Muchlis Hasyim Yahya dalam pembukaan secara resmi pelatihan intensif dakwah dan fatwa untuk para kader ulama dari berbagai pesantren di Indonesia di Aula Fakultas Sains dan Dirasat Islamiyah, Kairo, Senin 19 Februari 2023. 

Acara yang disponsori oleh Lazis ASFA ini juga dihadiri Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Daud, Direktur Akademik Internasional Al-Azhar Prof. Dr. Hasan Sholah As-Soghir, Penasehat Grand Syaikh Urusan Mahasiswa Internasional Prof. Dr. Nahlah Sobri Soidy, Wakil Duta Besar Indonesia di Kairo Zaim Nasution, Ketua dan Wakil Ketua Lazis Assalam Fil Alamin H. Muchlis Hasyim dan KH. Anizar Masyhadi, M.A., Plt Atdikbud Aming Rahmat Lasim.

Acara dirangkai bersama dengan Pembinaan dan Pengarahan Mahasiswa Indonesia Penerima Beasiswa ASFA di Universitas Al-Azhar sebanyak 200 orang.

Adapun pelatihan intensif dakwah dan fatwa untuk para kader ulama ini diikuti 40 kader ulama. Mereka adalah utusan dari berbagai pesantren di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Kegiatan pelatihan sendiri dipusatkan di Islamic Mission City, Al-Azhar, di mana selama 2 bulan peserta akan dibekali berbagai materi-materi dakwah, metode pengambilan fatwa, wasatiyyat Islam, bahasa Arab, Al-Quran, dan tafsir serta ulumul hadis.

Apresiasi Kerja Sama Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA

Kerja sama Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA ini disambut baik oleh Rektor Al-Azhar, Prof. Salamah Dawud. Dia bahkan mengapresiasi kiprah Lazis ASFA yang berperan aktif mendorong percepatan dan pengembangan SDM. 

"Al-Azhar selalu membuka pintu untuk kader-kader umat dari seluruh dunia yang ingin mendalami Islam dengan pandangan wasatiyahnya. Apa yang dilakukan oleh Lazis ASFA ini seirama dengan pandangan Al-Azhar, yaitu melahirkan SDM unggul untuk kemajuan umat Islam di seluruh dunia," ungkap Rektor melalui rilis yang diterima Radar Pekalongan pada Senin malam, 19 Februari 2024.

Prof. Salamah Dawud  berharap para kader ulama yang mengikuti program pendidikan intensif dan para mahasiswa S1-S3 nantinya bisa kembali kepada umat Islam di Indonesia melalui institusi masing-masing dan mendakwahkan nilai-nilai Islam serta membawa pandangan risalah wasatiyah Islam Al-Azhar. 

Apresiasi juga disampaikan Sekjen Pusat Keilmuan Al-Azhar Prof. Dr. Nadhir Al-Ayyad atas kerja sama Al-Azhar Kairo dan Lazis ASFA. Dia menilai apa yang dilakukan Lazis ASFA dalam pemanfaatan dana zakat, infak, sodakah dan wakaf untuk kepentingan peningkatan SDM dan peningkatan ilmu telah senafas  dengan prinsip-prinsip ajaran Islam dan merupakan pekerjaan yang sangat mulia. 

"Dan peran lembaga zakat dan wakaf seperti ini banyak ditemui dalam sejarah peradaban Islam. Al-Azhar adalah salah satu bukti yang telah berjalan lebih dari 1.100 tahun dengan menjadikan skema-skema zakat dan wakaf sebagai instrumennya," terang Prof. Nadhir Al-Ayyad.

Sementara itu, Direktur Akademik Internasional Al-Azhar, Prof. Hasan As-Soghir, menekankan pentingnya penguasaan yang mendalam pada literatur bagi para dai dan ulama. Menurutnya, dakwah tidak boleh dilakukan seenaknya tanpa basis keilmuan. 

Karena itu pula, Penasehat Grand Syaikh Urusan Mahasiswa Internasional, Prof. Dr. Nahlah Sobri Soidy, menggarisbawahi betapa pentinnya penguasaan bahasa Arab daalam memahami berbagai literatur Islam yang berpangkal pada Al-Quran dan As-Sunnah. 

"Maka tidak mungkin dapat memahami Al-Qur'am dam As-Sunah dengan baik jika tidak didukung penguasaan bahasa Arab yang memadai," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: