Misteri Legenda Moksanya Prabu Brawijaya V di Gunung Lawu

Berdasarkan temuan-temuan arkeologis, ibu kota kerajaan Majapahit menurut para arkeolog berada di Trowulan, Jawa Timur.

Prabu Brawijaya V yang merupakan raja terakhir dari Majapahit tersebut memiliki anak dari istri selirnya bernama Raden Patah.

Raden Patah inilah yang kelak mendirikan kerajaan Islam di Demak dan menurunkan keturunan raja-raja hebat di Nusantara.

BACA JUGA:Kabupaten Pekalongan Tempo Dulu, Inilah 3 Peninggalan Arkeologi di Kabupaten Pekalongan

Cerita Moksanya Prabu Brawijaya V di Puncak Gunung Lawu

Pada sub bab ini kita akan menggali tentang legenda gunung Lawu sebagai tempat moksanya Prabu Brawijaya V.

Moksa sendiri merupakan sebuah konsep yang ada di dalam agama Hindu yang berarti proses pembebasan ruh dari jasadnya untuk menuju keabadiaan.

Cerita moksanya Prabu Brawijaya bermula dari pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Cepu.

Saat itu Adipati Cepu dan para pasukannya memberontak dan melakukan penyerangan kepada kraton Majapahit yang saat itu dipimpin Brawijaya V.

BACA JUGA:Mengeksplor Tuk Bima Lukar Dieng, Mata Air Peninggalan Hindu Kuno di Jawa Tengah

BACA JUGA:3 Rekomendasi Penginapan Dekat Candi Arjuna Dieng yang Wajib Kamu Coba

Sebenarnya Brawijaya V sudah terlebih dahulu mendapatkan wangsit bahwa kejayaan Majapahit akan segera runtuh.

Maka dari itu di tengah pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Cepu dan para pasukannya, Prabu Brawijaya V memilih untuk mengasingkan diri di gunung Lawu.

Di akhir pengasingannya tersebut Prabu Brawijaya V melakukan sumpah yang berisi tentang larangan Adipati Cepu dan semua keturunannya untuk menginjakkan kakinya di Gunung Lawu.

Kemudian setelah melakukan sumpah tersebut Prabu Brawijaya V melakukan proses-proses moksa di puncak gunung Lawu yang membuat Prabu Brawijaya V hilang tanpa jejak sampai sekarang ini.

Sumber: