Di Hadapan DPRD Kabupaten Pekalongan, Korban Banjir Bandang Menangis dan Mengaku Alami Trauma Mendalam

Di Hadapan DPRD Kabupaten Pekalongan, Korban Banjir Bandang Menangis dan Mengaku Alami Trauma Mendalam

DPRD Kabupaten Pekalongan mengundang perwakilan korban banjir bandang Wangandowo untuk mengetahui kejadian dan dampak yang ditimbulkan.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Tak hanya kerugian jiwa dan materiil, korban banjir bandang di Desa Wangandowo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan alami trauma mendalam pasca banjir bandang itu terjadi. Bahkan, banyak anak-anak di desa itu yang ketakutan saat mendengar suara gemericik hujan.

"Kami banyak yang trauma. Saya sendiri kalau melihat genangan air di desa takut. Anak saya denger hujan saja langsung ketakutan," tutur Sutanto, perwakilan korban banjir bandang dari Desa Wangandowo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, saat audiensi dengan DPRD Kabupaten Pekalongan, Rabu, 20 Maret 2024.

DPRD Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 20 Maret 2024, mengundang para pihak seperti pemda, PT HAI, PMI, dan lainnya untuk membahas penanganan pasca banjir bandang di Desa Wangandowo. Di pertemuan yang dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hj Hindun itu, perwakilan warga korban banjir bandang diundang.

Sutanto selaku perwakilan warga terdampak banjir bandang menyampaikan terima kasih kepada pemda, relawan dan masyarakat, TNI, Polri, dan pihak perusahaan yang tanggap dengan kejadian bencana di desanya. Ia pun menyampaikan terima kasih ke DPRD yang telah memfasilitasi pertemuan untuk membahas persoalan banjir bandang di Desa Wangandowo.

Baca juga:DPRD Kabupaten Pekalongan Dorong Percepatan Recovery Korban Banjir Bandang Wangandowo

Dengan gemetar karena masih trauma, Sutanto lantas menuturkan kejadian banjir bandang yang malam itu melanda desanya. "Kita kaget dengan kejadian saat itu. Setelah buka puasa, ada air bah dari atas menerjang di depan kami. Kami mau lari kemana ndak tahu, kedepan deras, lari ke belakang, juga sama," tutur dia.

Saat banjir bandang itu menyapu desanya, istrinya juga sempat terseret arus yang begitu deras. Sebab, air di dalam rumah pun deras. Banyak rumah di belakang rumahnya juga jebol dihajar banjir.

"Istri sempat terseret, Alhamdulillah selamat. Kami sekeluarga sampai saat ini masih trauma. Anak saya denger hujan langsung ketakutan," ungkapnya.

Dikatakan, paska banjir bandang itu warga meminta kompensasi penggantian atas kerugian yang ditimbulkan dari banjir itu segera diberikan oleh pihak perusahaan. Selain itu, konstruksi embung di lokasi pabrik juga segera diperbaiki agar aman, bukan hanya dari tanah yang dipadatkan.

Baca lagi:DPRD Kabupaten Pekalongan Soroti Konstruksi Embung di Pabrik Sepatu, Penyebab Banjir Bandang di Wangandowo

"Pak Alex (humas PT HAI, red) tadi bilang akan diusahakan sebelum Lebaran. Kami sudah menyampaikan data per tanggal 18 Maret, kami harapkan tanggal 25 Maret sudah bisa diberikan kompensasinya. Agar pemulihan bisa segera dilakukan, jangan menunggu Lebaran," ujar Sutanto.

Untuk kebutuhan dasar, seragam, kompor dan kasur sudah diberikan oleh pihak perusahaan, namun dampak dari banjir bandang itu banyak rumah warga yang rusak. Aset milik warga seperti perabotan, kendaraan, barang elektronik dan lainnya banyak yang rusak dan hilang. Menurutnya, ada 153 KK yang terdampak banjir bandang tersebut.

"Infrastruktur agar segera dibenahi. Konstruksi embung pun perlu dicek kembali apakah sudah sesuai dengan standar atau belum," ujarnya.

Sementara itu, Ketua BPD Desa Wangandowo Afrudin bahkan tampak menangis saat menceritakan bagaimana peristiwa banjir bandang menerjang desanya hingga merenggut nyawa seorang ibu dan anaknya, serta memporak-porandakan desanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: