Festival Pangan 2024, Sinergi Kota Pekalongan Bangun Ketahanan Pangan di Tengah Perubahan Iklim
Festival- Gelaran festival pangan 2024 Kota Pekalongan yang berlangsung meriah di GOR Jetayu, Kota Pekalongan, Minggu (28/4/2024).-FOTO-Dwi Fusti Hana Pertiwi
Dan kini hasil dari urban farming sebagai solusi adaptasi perubahan iklim dalam menjaga ketahanan pangan di Kota Pekalongan mulai menampakkan hasil.
“Contohnya Pak Slamet bersama kelompok urban farming-nya. Di tengah keterbatasan lahan kering yang ada, kelompok ini berhasil mengembangkan pertanian sayur dan bumbu dapur. Mereka juga mengolah hasil panen menjadi jajanan seperti keripik terong,” ungkap Direktur Eksekutif Kemitraan Laode M. Syarif, (28/4/2024).
Adapun selama proses pengerjaan program adaptasi perubahan iklim, Kemitraan mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat seperti Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bappenas, dan selainnya.
Sehingga, atas dukungan tersebut Kemitraan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Syarif juga menuturkan upaya-upaya baik ini perlu terus ditindaklanjuti agar masyarakat makin tangguh dalam beradaptasi dengan perubahan iklim. Terutama dalam menjaga ketahanan pangan di Kota Pekalongan.
BACA JUGA:Situs Watu Bahan di Kecamatan Doro: Peninggalan Kuno yang Sudah Berusia 2 Juta Tahun yang Lalu
“Kita tidak bisa berharap Pekalongan kembali menjadi kota yang dikenal dengan lumbung padi dan perkebunan. Tapi dengan usaha dan kolaborasi semua pihak, kita optimistis Kota Pekalongan akan mewujudkan misi ketahanan pangan dan sekaligus beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang terjadi,” lanjutnya.
BACA JUGA:6 Aroma Parfum Isi Ulang Bapak-bapak yang Terkesan Mewah, Cocok Digunakan saat Bekerja
Sementara, menyikapi hal tersebut Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Eni Lestari, mengatakan Kota Pekalongan memiliki tantangan serius dalam menjaga ketahanan pangannya.
Sebab sekitar 90 persen luas lahan pertanian wilayah utara Kota Pekalongan telah tergerus banjir rob. Dulunya terdapat 400 hektar lahan pertanian di utara Kota Pekalongan. Saat ini hanya tersisa 28 hektar yang bisa ditanami.
“Insya Allah dengan pembangunan tanggul rob ini sudah mulai kering dan kita kaji unsur hara dan selainnya sehingga bisa dimanfaatkan lahan tersebut jadi sawah lagi. Pekalongan tidak pasarah. Bersama Kemitraan sudah berupaya melakukan adaptasi perubahan iklim,” ujar Eni.
Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Nur Priyantomo. Ia mengatakan dalam menghadapi kondisi yang serba sulit di Kota Pekalongan dibutuhkan inovasi. Ia bersyukur saat ini Pemerintah Kota Pekalongan bersama Kemitraan telah mengupayakan inovasi penyediaan pangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: