Jejak Sejarah Ulama Pekalongan: Inilah Sosok Kyai Alim dari Medono yang Terkenal Tawadhu' pada Siapapun
Pondok Pesantren Al-Mubarok-Facebook Pondok Pesantren Kota Pekalongan-
Kyai Anshor termasuk ulama yang banyak disowani oleh jamaah dari berbagai kalangan di Pekalongan dan sekitarnya.
Dalam menemui tamunya beliau tidak pernah membeda-bedakan satu tamu dengan tamu yang lainnya, meskipun di antara mereka datang dari berbagai latar belakang.
Sifatnya yang ramah serta mampu menjelaskan berbagai masalah dalam bidang agama Islam membuat tamunya yang sowan merasa nyaman di dekat beliau.
Kyai Anshor juga menerima tamu dari kalangan jamaah ibu-ibu, meskipun begitu beliau tetap berpegang teguh pada ilmu syariat perihal masalah mahrom dan bukan mahrom.
Namun ternyata alasan beliau bersedia menerima tamu ibu-ibu itu bukan asal-asalan, Kyai Anshor memiliki landasan sikap dalam memandang hal ini.
BACA JUGA:Kedekatan Habib Ali bin Ahmad Al-Athas dengan Para Kyai dan Masyarakat Pekalongan
BACA JUGA:Kepedulian KH Syafi'i Pringlangu pada Masyarakat Kota Pekalongan, Menjawab Semua Keluh Kesah Umat
"Kiblatku dalam menemui tamu ibu-ibu adalah Mbah Kyai Abdul Jamil Landungsari, cucu Kyai Khomsah. Beliau orang tasawuf tapi akrab sekali dengan tamu ibu-ibu". Ungkap KH. Anshor bin KH. Abdullatif.
Meminta Izin Guru
Dalam melakukan berbagai hal, Kyai Anshor selalu terlebih dahulu meminta izin pada gurunya, meskipun itu sudah ada di beberapa kitab yang beliau baca. Hal tersebut menunjukkan ketawadhu'an beliau pada guru-gurunya.
Seperti halnya saat beliau hendak mengamalkan beberapa shalat sunnah seperti shalat witir, dhuha, tahajud dan lain sebagainya, Kyai Anshor terlebih dahulu meminta izin sekaligus ijazah pada guru tarekatnya, Kyai Mi'ad bin Ali Petarukan.
BACA JUGA:Habib Ali bin Ahmad Al-Athas Pekalongan: Tokoh Ulama Pendiri Masjid Raudhah di Pekalongan
Dalam hal mengajarkan kitab pun demikian, ketika hendak membbaca suatu kitab, Kyai Anshor selalu meminta ijazah dahulu pada gurunya, salah satu guru yang sering disowani ketika meminta ijazah membaca kitab adalah Habib Ali bin Ahmad Al-Athas.
Alasan beliau tidak menulis kitab juga merupakan bentuk ketawadhu'an pada sang guru, Kyai Anshor mengatakan' "Guru-guru saya yang lebih alim tidak mengarang kitab".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: