Sosok Kyai Besar dari Pekalongan Ini Pernah Ditawari Jin dari Cirebon agar Dibawa ke Pekalongan

Sosok Kyai Besar dari Pekalongan Ini Pernah Ditawari Jin dari Cirebon agar Dibawa ke Pekalongan

KH. Abdul Latief-Buku "Jejak Dakwah Ulama Nusantara"-

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Sosok kyai besar dari Pekalongan ini penting untuk kita teladani sifat-sifatnya, beliau sangat dihormati oleh masyarakat dan ribuan santrinya.

Tahun 1941 M di Desa Jenggot, Pekalongan lahir seorang anak yang kelak menjadi kyai besar, guru para maestro qori' di Indonesia.

Lahir dari pasangan Bapak Wasi'un dan Ibu Aisyah, beliau menjelma menjadi anak yang memiliki ketertarikan lebih pada Al-Qur'an dan seni membacanya yang indah.

Beliau adalah KH Abdul Latief, sosok kyai besar dari Pekalongan, ulama alim yang memiliki suara emas dalam melantunkan keindahan ayat-ayat Al-Qur'an.

BACA JUGA:Mbah Kyai Dimyati Comal, Guru Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan yang Meninggal Diiringi Rebana

Kyai Abdul Latief memiliki banyak guru, di antaranya adalah KH. Syafi'i bin KH. Abdul Majid (Pringlangu), KH. Zaeni (Banyurip), dan beberapa gurunya di pesantren Al-Qur'an Kiai Sholeh Makmun (Banten), serta pondok di Buntet Cirebon.

Semasa mondok, beliau dikenal sebagai santri yang ulet dan bersungguh-sungguh saat mengaji kepada guru-gurunya.

Keuletannya tersebut yang membuat Kyai Abdul Latief menjadi ulama yang alim. Namun meskipun begitu, beliau tetap memiliki jiwa rendah hati dan welas asih pada masyarakat, sehingga mereka merasa nyaman jika di dekat Kyai Abdul Latief.

Melansir dari buku "Jejak Dakwah Ulama Nusantara" yang disusun oleh tim PCNU Kota Pekalongan, ada beberapa kisah menarik dari guru KH. Muammar ZA ini.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pekalongan: Habib Abu Bakar bin Thoha bin Yahya Kayugeritan, Wali Besar Sekaligus Juru Damai

BACA JUGA:Tentang Ratibul Kubro dan Nasehat Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan untuk Para Pembaca Ratib

Dikisahkan setelah menyelesaikan masa mondoknya di salah satu pondok di Buntet Cirebon, Kyai Abdul Latief pun hendak pulang ke kota kelahirannya.

Namun saat pamitan pada gurunya, yakni Kyai Akyas Abdul Jamil, beliau ditawari sesuatu yang membuatnya kaget.

Kyai Akyas menawarinya jin untuk menjaga beliau siapa tahu ada apa-apa di perjalanan dari pondoknya menuju Pekalongan. jin ini juga bisa membantu ketika ada orang usil atau orang yang sulit diperingatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: