Kisah Mak Sombret yang Viral Ngiring Haji Naik Ojek dari Kajen ke Solo, Tak Punya Rumah Sendiri

Kisah Mak Sombret yang Viral Ngiring Haji Naik Ojek dari Kajen ke Solo, Tak Punya Rumah Sendiri

Mak Sombret saat duduk di teras gubuk kecil yang dibangun secara gotong-royong oleh warga dan Pemerintah Desa Kulu di atas tanah kas desa, sebab ia tak memiliki rumah dan lahan sendiri.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Kisah Ratih alias Mak Sombret (54) viral di media sosial. Ia ngiring haji dengan cara naik ojek dari Kota Kajen, Kabupaten Pekalongan, ke Asrama Donohudan di Solo. Padahal, Mak Sombret hidup di bawah garis kemiskinan yang hidup sebagai pemulung barang bekas. 

Mak Sombret rela mengeluarkan biaya Rp 600 ribu untuk ngojek dari Kajen ke Solo. Mak Sombret mengaku ia kehabisan kursi bus rombongan pengantar calon jamaah haji di desanya. Sehingga ia memutuskan untuk naik ojek ke Solo, agar bisa ngiring tetangganya yang akan berangkat haji ke Solo.

Paska kisahnya viral di media sosial, beberapa biro perjalanan haji dan umroh pun berniat memberangkatkannya umroh. Netizen dan para dermawan pun banyak yang membantunya agar keinginannya ke Tanah Suci bisa tercapai.

Kepala Desa Kulu Setyo Nimpuno, Kamis, 30 Mei 2024, mengatakan, Ratih alias Mak Sombret merupakan warga Dukuh Mbalong RT 2 RW 2 Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Usianya sekitar 54 tahun. Ia tinggal sebatang kara. Suaminya meninggal tahun 2016. Mak Sombret tidak punya anak. 

Baca juga:HUT Kemerdekaan RI ke-78, Warga Desa Kulu di Pekalongan Ini Bentangkan Bendera di Atas Sepanjang Jalan Desa

"Sejak kami menjabat sebagai kepala desa, kami mengetahui persis Mak Sombret tidak mempunyai tempat tinggal, numpang di tanah orang. Akhirnya kami tawarin tinggal di bekas rumah dinas guru tapi ndak mau, akhirnya kami tempatkan di tanah kas desa yang sekarang ini ditempatinya," ujarnya.

Dengan difasilitasi pemerintah desa, warga bergotong-royong membangun gubuk ala kadarnya untuk tempat tinggal Mak Sombret. Menurutnya, Mak Sombret sendiri sehari-hari bekerja serabutan, namun pekerjaan pokoknya adalah pencari rongsok di sekitar Alun-alun Kota Kajen.

Setyo Nimpuno mengatakan, Mak Sombret dulu juga pernah melakukan hal serupa. "Dulu ada warga plesiran ke Guci, Tegal, Mak Sombret ketinggalan atau kurang tahu informasi itu saya tidak tahu, Mak Sombret pun ke sana nyusul dengan ojek juga," tutur dia.

Meskipun Mak Sombret hidup di bawah garis kemiskinan, ia tidak ingin terlihat kekurangan. Bahkan, pada tahun 2023, Mak Sombret membeli kambing untuk kurban. 

"Hal yang sama saat warga gotong-royong membikinkan gubuk seperti itu, Mak Sombret juga ngasih oleh-oleh. Orang sini kalau ada hajatan itukan dikasih mi instan, Mak Sombret juga ngasih mi instan ke orang-orang yang ngasih sumbangan. Itu salah satu sisi sosialnya Mak Ratih seperti itu," katanya.

Setyo Nimpuno sendiri mengaku tidak tahu jika Mak Sombret ingin ikut ngiring haji. Kebetulan yang berangkat haji adalah kepala dusun di dukuh Mak Sombret. Untuk itu, Mak Sombret mungkin niat ingin ngiring kadusnya itu ke Solo.

"Saya kurang tahu apakah sempat komunikasi dengan lingkungan atau tidak. Pagi-pagi Mak Sombret nemui tukang ojek di Kajen, kalau ndak salah orang Sambiroto, transaksi, akhirnya sepakat ongkosnya Rp 600 ribu ke Solo," katanya.

Mak Sombret bahkan sampai ke Asrama Donohudan sebelum rombongan pengiring haji dari Desa Kulu tiba. Makanya, saat Mak Sombret mencari rombongan pengiring dari Desa Kulu tidak ketemu. Di Solo, Mak Sombret ketemu Kepala Desa Tanjungsari Kajen, Fauzun. Fauzun kebetulan mengenal Mak Sombret.

"Pas kebetulan saat itu rombongan Mas Fauzun atau Mas Uyun sudah di Solo. Mas Uyun sempat ketemu dengan Mak Sombret. Mas Uyun komunikasi jenengan ke sini naik apa, Mak Sombret bilang naik ojek. Akhirnya Mas Uyun bilang ke tukang ojeknya untuk benar-benar menjaga Mak Sombret. Mas Uyun juga sempat ngasih untuk beli es buat Mak Sombret," ujar dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: