Yaga Yingde Group Beri Bantuan untuk Anak Almarhum Bima, Terduga Pencuri Bebek yang Diduga Tewas Dianiaya

Yaga Yingde Group Beri Bantuan untuk Anak Almarhum Bima, Terduga Pencuri Bebek yang Diduga Tewas Dianiaya

Yaga Yingde Group beri bantuan untuk anak almarhum Bima Riski Muhtadin (25) di Desa Sidosari, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Yaga Yingde Group beri bantuan untuk anak almarhum Bima Riski Muhtadin (25), warga Desa Sidosari, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.

Bima Riski Muhtadin terduga pencuri bebek diduga tewas akibat dianiaya warga di Desa Karyomukti, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. 

Untuk mengetahui penyebab kematian Bima, polisi membongkar makam Bima, Selasa, 13 Agustus 2024.

Pembongkaran makam ini dilakukan untuk exhumasi atau otopsi, sehingga penyebab kematiannya bisa diketahui. 

Jasad Bima dilakukan exhumasi oleh tim DVI Bid Dokkes Polda Jawa Tengah dan tim Inafis Satreskrim Polres Pekalongan. Hingga saat ini hasil otopsinya belum keluar.

Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Nelli Safilahatul Khasanah (23) dengan seorang anak yang masih balita.

Baca juga:Makam Bima Dibongkar, Polres Pekalongan Otopsi Jasad Bima untuk Pastikan Penyebab Kematiannya

Sebagai bentuk kepedulian terhadap anak korban, Yaga Yingde Group menyalurkan bantuan untuk anak korban almarhum Bima, Jumat, 16 Agustus 2024.

Bantuan diberikan melalui tim relawan yang mendatangi rumah korban, yakni oleh tim relawan kelompok D3C2B4 Kota Pekalongan.

Ketua tim Pekalongan, Tegar Kurniawan, mengatakan, jenis bantuan yang diberikan oleh Yaga Yingde Group pada kegiatan kali ini berupa uang tunai Rp1 juta, dan paket sembako berupa beras, susu anak, telur, serta makanan kalengan.

Bantuan lainnya berupa keperluan anak seperti pakaian anak, dan perlengkapan pra sekolah diantaranya perlengkapan mewarnai anak, tas sekolah, serta mainan edukasi.

"Seperti bantuan-bantuan yang diberikan oleh Yaga Yingde Group pada kegiatan yang lain, bantuan berupa uang tunai ini akan diberikan secara berkelanjutan," kata Tegar.

Dikatakannya, kekerasan yang mengakibatkan kematian merupakan tragedi yang memilukan, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan khususnya bagi anak-anak yang ditinggalkan.  

Menurutnya, anak-anak ini bukan hanya kehilangan orang tua atau anggota keluarga mereka, tetapi juga menghadapi trauma mendalam yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan mereka.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: