Perayaan Maulid Nabi di Desa yang Dulunya Jadi Tempat Pembuatan Arca untuk Dieng, Dukuh di Lereng Gunung Prau

Perayaan Maulid Nabi di Desa yang Dulunya Jadi Tempat Pembuatan Arca untuk Dieng, Dukuh di Lereng Gunung Prau

Maulid Nabi di Lereng Gunung Prau-Google Maps Street View-

Hal ini di antaranya dibuktikan dari banyaknya peninggalan arca di Dukuh Reco serta warga mengungkap tentang adanya jalan setapak di dalam hutan, jalan setapak tersebut menghubungkan Dukuh Reco dengan Dieng.

Di Dukuh Reco inilah kami merasakan perayaan Maulid Nabi yang guyub rukun dan mengesankan. Rangkaian acara Maulid Nabi sudah diadakan pada tanggal 1 Rabiul Awwal.

BACA JUGA:Majelis Maulid Diba' di Masjid Raudhah Pekalongan, Tempat bagi Masyarakat Pekalongan Meluapkan Kerinduan

Para warga akan mengadakan rutinan membaca kitab maulid di dalam masjid yang ada di Dukuh Reco, kitab maulid yang dibaca pun berganti-gantian.

Untuk laki-laki, rutinan membaca kitab maulid dilakukan pada malam hari setelah pelaksanaan shalat isya. Sedangkan untuk perempuan, diadakan pada sore hari setelah shalat ashar.

Rutinan pembacaan kitab maulid untuk laki-laki diadakan dari tanggal 1 sampai 12 Rabiul Awwal, dipungkasi dengan cara "Slametan" pada malam 12 Rabiul Awwal.

Diketahui memang pendapat paling kuat tentang tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw adalah pada tanggal 12 Rabiul Awwal, tepatnya pada hari Senin.

BACA JUGA:Kenali 8 Makam Wali di Sapuro Pekalongan, Banyak Diisi Tokoh Hebat

BACA JUGA:Sudah Meninggal tapi Menemui Orang, Di Pekalongan Ada Wali yang Hidup di Atas Pohon Kelapa

Acara Slametan tersebut dimulai dengan acara pembacaan kitab maulid seperti hari-hari sebelumnya, namun pada malam ini masyarakat Dukuh Reco akan membawa makanan lengkap dengan nasi dan lauk pauknya sendiri dari rumah dengan porsi yang banyak. Masyarakat percaya bahwa makanan yang sudah dibacakan maulid maka akan menjadi berkah.

Setelah acara pembacaan kitab maulid selesai, acara dilanjut makan-makan bersama, tak jarang masyarakat saling bertukar lauk pauk, menyiratkan kerukunan yang mungkin jarang bisa kita lihat di perkotaan.

Pada acara tersebut kami menemukan kehangatan di tengah udara dingin dari dukuh yang berada di kaki Gunung Prau ini. Obrolan-obrolan santai yang terjadi melengkapi kegembiraan malam itu, bergembira atas rahmat Allah SWT berupa hari kelahiran Nabi Muhammad saw.

BACA JUGA:Jauh Sebelum Era RA Kartini, Sosok Wali Perempuan dan Pejuang di Pekalongan yang Menginspirasi

BACA JUGA:Wali Mastur Jadi Rais Syuriah NU Pertama Cabang Pekalongan dan Muktamar NU 1930 di Pekalongan

Demikian sedikit pengalaman kami mengikuti rangkaian perayaan Maulid Nabi di Dukuh Reco, dukuh istimewa yang kaya akan pelajaran.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: