Perayaan Maulid Nabi di Desa yang Dulunya Jadi Tempat Pembuatan Arca untuk Dieng, Dukuh di Lereng Gunung Prau
Maulid Nabi di Lereng Gunung Prau-Google Maps Street View-
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Perayaan Maulid Nabi di desa lereng Gunung Prau benar-benar sangat hikmat, bukti cinta masyarakat pada nabinya.
Di Indonesia, perayaan kelahiran Nabi Muhammad saw telah berjalan sejak lama dan diadakan di banyak tempat, di masjid-masjid kota besar sampai sudut pedesaan.
Maulid Nabi sudah turun-temurun dilakukan oleh para ulama pendahulu yang mengajarkan untuk mencintai Nabi Muhammad saw, serta bergembira atas bulan kelahirannya.
Hal ini senada dengan dalil-dalil keutamaan merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw, di antaranya yang ada dalam Al-Qur'an Surat Yunus ayat 58 yang berbunyi:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira.
BACA JUGA:Dukuh Reco: Dukuh Tua di Kabupaten Batang yang Menjadi Tempat Pembuatan Arca Candi Dieng
Ayat ini jelas memerintahkan agar kita bergembira atas datangnya rahmat dari Allah SWT, sedangkan Nabi Muhammad saw adalah rahmat terbesar bagi alam semesta.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS. Al-Anbiya: 107).
Seperti yang dilakukan di salah satu dukuh di lereng Gunung Prau, namanya Dukuh Reco; ia masuk dalam wilayah Desa Gunungsari, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Masyarakat muslim di sana terlihat bergembira dalam menyambut dan merayakan Maulid Nabi.
Di dukuh yang konon katanya dahulu menjadi salah satu tempat pembuatan arca untuk Dieng ini Maulid Nabi dirayakan dengan sangat guyub rukun.
BACA JUGA:Asal-usul Penamaan dan Temuan Benda Arkeologi di Dukuh Banaran, Kecamatan Bawang
BACA JUGA:Kirab Merah Putih Awali Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Kalipancur Bojong
Ya berdasarkan cerita dari warga sekitar, nenek moyang Dukuh Reco adalah termasuk yang berjasa memahat batu untuk dibuat sebagai arca.
Cerita ini juga tertulis dalam sebuah laporan survei yang dilakukan oleh tim dari Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional pada tahun 1977.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: