Dukung Konservasi Energi, Pelajar SMAN 2 Batang Pilih Rakit Lampu Tenaga Surya
Pelajar SMAN 2 Batang merakit lampu tenaga surya untuk konservasi energi, mendukung proyek P5, dan menciptakan solusi berkelanjutan.-IST-
BATANG, RADAR PEKALONGAN - Lampu Tenaga Surya jadi alternatif SMAN 2 BATANG sebagai langkah konservasi energi. Hal ini juga menjadi komitmen warga sekolah sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Saat ini telah ada 15 unit lampu panel surya yang merupakan hasil karya pelajar kelas XII, dalam Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5), yang tersebar di titik-titik potensial.
Kepala SMAN 2 Batang Sugeng mengatakan, lewat program P5, anak didik dilatih untuk menghemat energi listrik dengan membuat lampu bersumber dari panel surya.
BACA JUGA:Pasangan Fallas-Ridwan Dinilai Tawarkan Solusi Substantif untuk Isu Strategis di Kabupaten Batang
“Ini buatan siswa-siswi kami secara berkelompok dan karyanya tersebar di taman, dan area sekolah yang membutuhkan penerangan,” katanya, saat ditemui di halaman SMAN 2 Batang beberapa waktu lalu.
Cara kerja lampu panel surya dengan menyerap sinar matahari sejak pagi hingga sore atau ketika matahari terbenam. “Lampu baru bisa menyala saat petang atau pukul 18.00 dan padam pukul 06.00 WIB, dengan daya 5-10 watt,” jelasnya.
BACA JUGA:Partai Golkar Targetkan Kemenangan Paslon Faiz-Suyono Capai 60 Persen di Pilkada Batang
Ia mengapresiasi kreativitas anak didiknya karena mampu mengaplikasikan materi yang diajarkan guru dengan langsung mempraktikkannya.
“Ke depan akan ditingkatkan lagi dengan menambah daya pancarnya yang akan disinkronkan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk hidroponik karena selama ini masih memanfaatkan listrik sekolah,” harapnya.
Perancang lampu panel surya, Sofyan dan Zaky menyampaikan, lampu tersebut merupakan hasil rakitan bersama rekan kelompok untuk memenuhi tugas P5 mapel Fisika.
BACA JUGA:Prioritaskan Pendidikan dan Kesejahteraan Warga, Fallas-Ridwan Siapkan Tiga
“Ini menggunakan energi sinar matahari ditangkap oleh panel, lalu disimpan dalam baterai, lampunya disalurkan ke resistor, bisa menggunakan sensor maupun saklar,” terangnya.
Bahan baku menggunakan lampu bekas, panel surya yang dibeli secara online serta resistor dan lainnya dibeli dari toko peralatan listrik.
“Biaya totalnya Rp350 ribu yang merupakan iuran dari teman-teman kelompok, dengan waktu perakitan selama sepekan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: