Sang ibu yang merupakan artis juga kembali sibuk dengan gawainya dan bolak-balik ke ibukota untuk mengambil pekerjaan sebagai pemeran film terbarunya.
Sejak saat itu, situasi mencekam dan horor mulai menghantui Gadis dan kedua adiknya.
Terutama saat Bagus tiba-tiba menghilang. Gadis yang di tengah kesibukan ibunya menggantikan peran di rumah sembari melakukan kewajibannya sebagai pelajar, harus mencari Bagus ke sana kemari. Warga kampung pun turut membantunya menjelajah ke seluruh penjuru.
Dua hari kemudian, Bagus berhasil ditemukan. Akan tetapi, keanehan terjadi saat Bagus berubah sangat ketakutan melihat ayah dan ibunya bahkan berteriak kencang tentang hal yang tidak masuk akal. Bahwa orang tuanya berasal dari dunia yang berbeda.
BACA JUGA Mengingatkan pada Jasa Guru, Ini 3 Rekomendasi Novel untuk Kamu Baca di Peringatan Hari Guru
Warga sekitar pun mulai menyebut Bagus kesurupan Jongen, hantu bocah kecil yang paling ditakuti penduduk. Pernyataan ini diperkuat dengan situasi di mana sebelum hari hilangnya Bagus, beberapa peristiwa aneh terjadi.
Seperti domba dan bebek yang tiba-tiba mati tanpa sebab dan tidak ditemukan luka di tubuhnya, pohon besar yang katanya ada penunggunya tiba-tiba daunnya berubah warna, hingga waduk yang airnya berubah semerah darah.
Di tengah kecurigaan penduduk itu, ayah dan ibunya yang tidak terlalu percaya mitos dan hal gaib justru mendatangkan psikiater untuk membantu situasi Bagus. Dokter itu bernama Sesuk, Dokter Sesuk.
Gadis menaruh curiga kepada dokter tersebut karena dia selalu berpakaian serba hitam dan tampak tidak pernah berganti pakaian. Wajahnya selalu menampilkan ekspresi tegas dan tatapan yang tajam. Dokter Sesuk tidak pernah terlihat lelah.
Bahkan, yang lebih mengagetkan dan aneh lagi adalah bahwa Dokter Sesuk mengetahui banyak hal tentang Bagus.
Berbagai pertanyaan pun muncul, tentang siapakah Sesuk, bocah mirip Bagus yang berkeliaran malam-malam, bahkan Gadis melihat gadis itu di pohon besar, kebun jagung, hingga anak tangga rumahnya.
Itulah sinopsis singkat novel Sesuk Tere Liye. Menenangkan dan membuat penasaran, bukan? (*)