Disway award
iklan banner Honda atas

Bahaya Pinjaman Online, Gen Z Wajib Hindari Ini!

Bahaya Pinjaman Online, Gen Z Wajib Hindari Ini!

Bahaya Pinjaman Online, Gen Z Wajib Hindari Ini!-freepik.com-

RADARPEKALONGAN.CO.ID - Gen Z, sebagai generasi yang paling banyak populasinya di Indonesia harus tahu dan paham bahaya dari Pinjaman Online atau pinjam.

Mengingat Gen Z paling rentan dengan yang namanya keuangan, bahkan tidak jarang juga banyak yang memutuskan untuk mengambil pinjaman online. Tapi apa saja sih bahaya pinjaman online ini bagi Gen Z?

Di era digital, hampir semua kebutuhan bisa diakses lewat genggaman tangan. Mau pesan makanan? Tinggal buka aplikasi. Mau beli baju? Cukup scroll marketplace. Bahkan, mau pinjam uang pun sekarang tinggal klik lewat pinjaman online atau yang biasa disebut pinjol.

Namun di balik kemudahan itu, tersimpan banyak jebakan finansial yang mengintai, khususnya untuk generasi muda seperti Gen Z yang sedang aktif mengejar karier, gaya hidup, dan kebebasan finansial. Tanpa pemahaman yang cukup, pinjol bisa berubah dari solusi cepat menjadi masalah berkepanjangan.

Yuk, simak kenapa Gen Z harus lebih waspada terhadap bahaya pinjaman online berikut ini!

BACA JUGA:Tabel Pinjaman Bank Mandiri untuk Karyawan: Panduan Lengkap 2025

BACA JUGA:Begini Cara Dapat Pinjaman Resmi di Aplikasi DANA Tanpa KTP dan Slik OJK yang Bisa Kamu Coba

1. Bunga Tinggi Tak Masuk Akal

Salah satu jebakan utama dari pinjaman online, terutama yang tidak terdaftar di OJK, adalah bunga yang sangat tinggi. Beberapa pinjol bahkan memberikan bunga harian sebesar 1% hingga 4%, yang bila dikalkulasikan, bisa mencapai ratusan persen dalam setahun!

Sebagai perbandingan, bunga kredit dari bank konvensional berkisar antara 10–20% per tahun. Artinya, pinjol bisa jauh lebih mahal dan membebani peminjam dalam waktu singkat.

Gen Z yang cenderung impulsif dan suka beli barang karena FOMO (fear of missing out), sangat rentan terjebak utang yang membengkak.

2. Penyalahgunaan Data Pribadi

Banyak pinjol yang meminta akses ke kontak, galeri, hingga lokasi perangkat. Saat kalian menyetujui semua izin itu, mereka sebenarnya bisa menggunakan data tersebut untuk menekan kalian jika gagal bayar.

Praktik paling umum adalah menyebar pesan ke seluruh kontak kalian, termasuk keluarga, teman, bahkan rekan kerja. Bukan hanya mempermalukan, tapi juga bisa menghancurkan reputasi sosial dan profesional kalian.

Ini bukan ancaman kosong. Banyak kasus di mana korban merasa depresi karena terus diintimidasi dan disebar data pribadinya.

BACA JUGA:Tabel Pinjaman Bank Mandiri 2025: Adakah update terbaru?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: