Beratnya Mengedukasi Protokol Kesehatan ke Warga

Beratnya Mengedukasi Protokol Kesehatan ke Warga

*Pemdes Tangkil Kulon Terus Berikan Sosialisasi

KEDUNGWUNI - Pemberlakuan fase ner normal yang memungkinkan dibukanya kembali aktivitas publik ternyata disambut antusias oleh masyarakat. Sayangnya, banyak yang salah paham hingga menganggap kenormalan baru ini sebagai normal seperti sebelum pandemi, sehingga mereka kurang disiplin menjalankan protokol esehatan.

Seperti yang terjadi di Desa Tangkil Kulon, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Sebagian warganya masih melihat transisi new normal seperti hal biasa bahkan tak jarang warga lalai akan kepatuhan protokol kesehatan. Namun peran serta aparat desa dalam mensosialisasikan tak berhenti di sini, baik sosialisasi, edukasi ditanamkan kepada warga yang mayoritas buruh untuk sadar pentingnya menjaga kesehatan di tengah aktifitas sehari-hari.

Hal inilah yang diungkapkan Kepala desa Tangkil Kulon, M Khusnan melalui Sekretaris Desa, Muh Rifda Uzda, ketika ditemui di kantornya, Senin (29/6/2020).

"Sepertinya kalau di sini tidak ada bedanya antara pendemi dan new normal. Bahkan ketika masa pendemipun masyarakat di sini menyikapi biasa-biasa aja. Jadi menanggapinya sekedar hanya tahu info, ada Corona. Namun, masih kurang kesadaran akan bahayanya," ungkapnya.

Dijelaskan Rifda, Tangkil Kulon sendiri berada di sekitar perkotaan, tetapi kultur masyarakat yang ada masih dianggap sebagai lingkungan pedesaan. Juga sebagian besar masyarakat masih banyak yang berpendidikan tidak tinggi, ditambah lagi ekonominya juga menengah ke bawah. Di nilai dari hal tersebut, wajar jika kesadaran warga akan kepatuhan protokol kesehatan kurang.

"Sebagian besar mata pencaharian warga adalah buruh, di masa pandemi ini yang mereka harapkan tentu bantuan. Sementara protokol covidnya kurang diperhatikan untuk masing-masing individu," paparnya.

Padahal, lanjut Rifda, pemerintah desa hampir setiap saat dan kesempatan melakukan sosialisasi dan edukasi pada warga terkait pandemi, protokol kesehatan serta fase new normal tersebut.

"Edukasi sudah, pembagian masker juga sudah, tapi ya kembali lagi, sudah dikasih masker, tapi kalau keluar rumah masih abai pake masker, itu biasa. Paling hanya orang-orang tertentu saja yang memang memiliki kesadaran akan adanya pandemi yang patuh,"tambahnya.

Namun demikian, pihaknya mengaku tidak akan lelah melakukan sosialisasi dan edukasi. Malahan dijelaskan Rifda, justru menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah desa untuk ekstra melakukan ikhtiar sosialisasi dan edukasi.

"Betul, menjadi tantangan sendiri bagi kita. Berat mendisiplinkan warga untuk patuh protokol kesehatan. Karena sebagian besar berpendidikan rendah. Jadi kita harus ekstra memberikan pemahaman, memberikan edukasi kepada masyarakat. Hasilnya seperti apa, ya kita terima. Entah hanya sebagian kecil yang merespon, hanya sebagian kecil yang patuh dengan apa namanya warning dan edukasi dari kita," sambungnya.

Pemerintah desa juga gencar menginformasikan kepada pemilik UMKM, baik konveksi maupun warung-warung kelontong untuk senenatiasa menyediakan sarana kebersihan layaknya tempat cuci tangan.

Keteladanan protokol Covid-19 juga telah tercermin pada layanan masyarakat di balai desa setempat. "Di kantor sudah. Langkah-langkah diantaranya yang kita lakukan adalah membuat tempat cuci tangan dibeberapa tempat umum, wajib masker hingga jaga jarak disaat berkumpul," imbuhnya.

Kendati kesadaran masyarakat masih rendah, namun Rifda berharap Desa Tangkil Kulon senantiasa dijauhkan dari Covid-19 dan terus berada dalam zona hijau. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: