Stok Sinopharm Kosong, Puluhan Warga Gagal Vaksinasi

Stok Sinopharm Kosong, Puluhan Warga Gagal Vaksinasi

ANTUSIAS - Warga Kelurahan Kalibaros antusias mendatangi Gerai Vaksinasi Inklusif untuk mendapatkan suntikan vaksinasi booster.-Ainul Atho-

KOTA - Puluhan warga yang ingin mendapatkan vaksinasi di Gerai Vaksinasi Inklusif terpaksa mengurungkan niatnya. Sebab mereka membutuhkan vaksin booster jenis Sinopharm. Padahal ketersediaan vaksin jenis tersebut saat ini masih kosong, termasuk dalam Gerai Vaksinasi Inklusif.

 

Seperti diketahui, masyarakat yang mendapatkan vaksin primer jenis Sinopharm harus disuntikan vaksin jenis yang sama untuk booster.

 

Hal itu telah ditetapkan dalam SE Kemenkes nomor SR-02.06/II/1188/2022 tentang Penambahan Regimen Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan (booster). Dalam SE tersebut, untuk penerima vaksin primer dari jenis Sinopharm harus disuntik dengan vaksin jenis yang sama untuk vaksin booster.

 

"Banyak yang gagal vaksin karena vaksin jenis Sinopharm masih kosong. Untuk yang mendapatkan vaksinasi primer 1 dan 2 jenis Sinopharm, harus divaksin dengan jenis Sinopharm juga saat booster," ungkap Perwakilan Komunitas dari Petanesia, Edi Yanto yang ditemui di sela-sela kegiatan Gerai Vaksinasi Inklusif di eks Kantor Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Kalibaros, Rabu (1/3/2023).

 

Menurutnya, kondisi tersebut selama ini menjadi salah satu kendala yang dialami dalam kegiatan Gerai Vaksinasi Inklusif yang digagas Migrant Care bersama Save The Childern dan komunitas di Kota Pekalongan tersebut. Edi mengatakan, warga gagal vaksin tidak hanya terjadi di Kalibaros namun di beberapa lokasi lain yang sudah menggelar Gerai Vaksinasi Inklusif sebelumnya.

 

Dijelaskan Edi, di Kota Pekalongan sempat digelar vaksinasi massal untuk vaksin primer 1 maupun 2 menggunakan jenis vaksin Sinopharm. Setidaknya ada tiga kali vaksinasi massal dengan jenis vaksin tersebut yang pernah digelar dengan jumlah peserta total sekitar 500 sampai 600 orang.

 

"Sehingga saat ini masih ada warga dengan jumlah tersebut belum bisa mendapatkan booster. Kami sudah menindaklanjutinya melalui berkoordinasi dengan Migrant Care Provinsi. Semoga segera ada solusinya," harap Edi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: