Duh, Banyak Ortu Masih Enggan Sekolahkan Anaknya di PAUD

Duh, Banyak Ortu Masih Enggan Sekolahkan Anaknya di PAUD

PENATAAN - TK Tunas Harapan di Desa Kebonadem, Kecamatan Brangsong tengah ditata usai terdampak banjir pada Januari silam.-Nur Kholid-

*Tingkat APK PAUD di Kendal Baru 56%

KENDAL - Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah di jenjang Pendidikan AnaK Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Kendal ternyata terbilang masih rendah, yakni baru 56 persen. Padahal idealnya APK ini bisa mendekati angka 100 persen, mengingat sejumlah SD mensyaratkan calon siswanya harus sudah lulus PAUD.

Plt Kepala Bidang Pembinaan Paud dan Pendidikan Nonformal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kendal, Sulardi mengatakan bahwa tingkat APK yang masih rendah ini setidaknya karena tiga faktor, yakni minat dan kesadaran masih rendah, kedua karena ketidakmampuan ekonomi, dan ketiga karena kendala akses jarak.

"Masih banyak masyarakat yang tidak mau dan tidak mampu menyekolahkan anaknya di Paud. Masyarakat enggan menyekolahkan anaknya di Paud bisa juga karena kendala akses, seperti di wilayah pelosok desa," ungkap Sulardi, Senin (22/3/2033).

Namun demikian, seiring waktu tren keberminatan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di jenjang PAUD juga terus mengalami peningkatan. Jumlah anak yang bersekolah PAUD terus meningkat.

Ketua PC Muslimat NU Kendal, Niken Larasati, pun membenarkan hal ini. Menurutnya, jumlah lembaga PAUD di bawah naungan Muslimat NU Kendal sebanyak 160 sekolah. Berdasarkan laporan dari lembaga-lembaga PAUD tersebut, di tahun ini jumlah muridnya pun mengalami peningkatan.

"Alhamdulillah, berdasarkan laporan yang saya terima, tahun ini data murid di lembaga Paud Muslimat NU, jumlahnya bertambah," ujar Niken. 

Dia menyebut lembaga-lembaga PAUD di bawah naungan PC Muslimat NU terus berupaya menjaga kualitas pendidikan dan kualitas para pendidik. Upaya tersebut direalisasikan melalui berbagai inovasi agar lembaga pendidikan NU semakin maju, sehingga tidak dipandang sebelah mata. "Karena lembaga pendidikan yang ada saling bersaing, maka lembaga Paud NU harus bisa memberikan yang lebih baik," ungkapnya.

Menurut Niken, melalui keberadaan lembaga-lembaga PAUD ini juga Muslimat NU ingin memastikan anak-anak bisa mendapatkan penanaman nilai-nilai Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) sejak usia dini, sehingga akan lahir generasi-generasi Aswaja.

 "Kami banyak melakukan gebrakan, tetapi tugas utamanya seperti yang diamanatkan dalam memberikan pendidikan Aswaja sejak anak-anak usia dini," pungkasnya. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: