Raih Pelaksana SPHP Terbaik, Jateng Ungguli Sulsel dan Jabar
Pj Gubernur Jateng mendapat ucapan selamat usai menerima penghargaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kategori Pelaksana SPHP Terbaik Pertama.-istimewa -
"Kenapa kita memilih kedelai? Karena saat itu kita evaluasi dengan TPID (BI, Disperindag, Biro Perekonomian), itu kedelai harganya sudah stabil tinggi. Lebih dari 20% dari harga acuan pemerintah. Sekalipun kedelai itu kedelai impor. Dengan kondisi itu, maka kita kemudian mengintervensi dengan subsidi harga Rp 1.000/ kg," paparnya.
Ada sebanyak 2.086 perajin tahu tempe yang menerima subsidi harga kedelai, sambungnya. Penerima subsidi harga kedelai dikhususkan bagi perajin tahu tempe non primkopti.
"Jadi yang kecil-kecil itu yang kita bantu. Itu mungkin yang agak berbeda dengan provinsi lain," ungkapnya.
Jawa Tengah, lanjut Dyah, juga memiliki intervensi jangka menengah untuk stabilisasi pasokan harga pangan. Jateng menyiapkan sarana prasarana simpan dengan cold storage, supaya umur simpan komoditas pangan yang mudah rusak, lebih panjang.
"Jadi ada cold storage kapasitas 15 ton yang digunakan untuk menyimpan bawang merah dan juga cabai. Kita tempatkan di BUMD nya Kota Surakarta, PT Pedaringan. Itu digunakan saat harga komoditas jatuh, seperti bawang merah seperti sekarang ini," ucapnya.
Ketika harga komoditas jatuh, Dyah menerangkan, PT Pedaringan membeli untuk menyerap komoditas dengan harga sesuai acuan pemerintah. Komoditas yang dibeli kemudian disimpan. Saat terjadi kenaikan harga komoditas, maka komoditas akan dilepas di pasar dengan harga yang tidak lebih tinggi dari harga pasar.
"Jadi itu mungkin salah satu upaya yang dilakukan untuk jangka menengahnya. Dan yang lebih penting lagi, adanya dana alokasi untuk bantuan transportasi, untuk komoditas itu, bisa menggerakkan kabupaten/ kota supaya ikut berkontribusi dalam stabilisasi pasokan harga pangan," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: