Kritisi Kerusakan Jalan, Warga Perbaiki Swadaya dengan Gerakan Semen Rakyat
Warga Lebakbarang menggelar aksi simpatik untuk menyentil para wakil rakyat dan pemerintah daerah atas kondisi jalan yang rusak namun belum juga diperbaiki. Seperti apa?
Sebagian ruas jalan menuju Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, kondisinya rusak. Untuk menyentil para wakil rakyat dan pemerintah daerah, masyarakat di pegunungan ini menggelar aksi simpatik. Secara swadaya, masyarakat memperbaiki jalan yang rusak menggunakan cor semen. Aksi ini oleh mereka disebut Gerakan Semen Rakyat.
Kerusakan jalan menuju Kecamatan Lebakbarang dimulai dari sebelah selatan Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, hingga jalan utama menuju ke desa-desa di sisi selatan Kecamatan Lebakbarang. "Hampir sebagian besar ruas jalan di Kecamatan Lebakbarang rusak, bahkan kerusakan sudah dimulai di sebelah selatan Desa Lolong yang masuknya Kecamatan Karanganyar hingga desa-desa di selatan Lebakbarang," tutur Adi, warga Desa/Kecamatan Lebakbarang, Minggu (10/3).
Dikatakan, akibat sebagian besar kondisi jalan di kecamatan itu sudah lama rusak, maka warga menggelar aksi protes. Namun, kata dia, aksinya itu tidak dalam bentuk unjukrasa. Menurutnya, warga secara swadaya memperbaiki jalan yang rusak dengan dicor semen. "Ini juga untuk menyentil para wakil rakyat di daerah ini agar terketuk untuk lebih memperjuangkan masyarakatnya," katanya.
Dikatakan, aksi yang diberi nama Gerakan Semen Rakyat ini sudah dimulai sejak lima hari lalu. Hingga saat ini, aksi ini masih berlanjut, dan perbaikan jalan terus meluas. Menurutnya, dalam lima hari itu, sedikitnya tujuh titik jalan yang rusak di Desa Lebakbarang sudah diperbaiki. Bahkan, perbaikan jalan juga dilakukan di sebelah selatan Desa Lolong yang masuknya Kecamatan Karanganyar.
"Karena itu pintu masuk menuju ke kecamatan ini. Kerja bakti dilakukan siang dan malam hari. Warga ada yang nyumbang semen, adapula sumbangan semen dari sopir doplak dan pengguna jalan yang biasa melintasi Lebakbarang," katanya.
Dikatakan, dengan rusaknya jalan di kecamatan itu telah mematikan potensi ekowisata yang dikembangkan oleh masyarakat setempat. Pengunjung akhirnya enggan untuk mengunjungi destinasi wisata di Kecamatan Lebakbarang. Selain itu, aktivitas perekonomian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat pun terganggu. Perbaikan yang warga lakukan, kata dia, juga belum memenuhi standar, karena ini sebenarnya aksi protes.
"Kami tidak protes dengan demo, tapi aksi seperti ini. Semoga jalan di Kecamatan Lebakbarang bisa segera diperbaiki. Jalan di Lebakbarang ini saat musim hujan mudah rusak karena tidak ada sistem drainasenya. Air hujan mengalir ke jalanan, sehingga saat hujan jalan seperti aliran sungai," ujar dia.
Kepala DPU dan Taru Kabupaten Pekalongan Wahyu Kuncoro dikonfirmasi kondisi jalan di Lebakbarang, menyatakan, saat ini sedang proses persiapan pengadaan barang dan jasa. Perbaikan jalan di wilayah itu akan sesegera mungkin dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Disebutkan, secara umum pada tahun ini dimungkinkan terselesaikan sekitar 5-7 persen, dengan total panjang sekitar 40 km. Sehingga, kondisi jalan rusak di Kabupaten Pekalongan akan tinggal sedikit. Menurutnya, tiap tahun juga terjadi penambahan jalan rusak atau penurunan kualitas jalan.
"Kami menggunakan perhitungan jalan siap adalah jalan dengan kondisi baik dan rusak ringan. Beberapa ruas jalan dengan kondisi rusak sedang setelah kami amati mulai masuk ke kondisi rusak berat yang harus juga kami tangani. Namun demikian, sesuai target RPJMD, maka di akhir tahun 2020 kami menargetkan kondisi jalan baik atau mantap minimal 95 persen," terang dia. (ap5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: