Cerita Rakyat Pekalongan: Sejarah Penamaan Kelurahan Bligo dan Perempatan Ngebrak di Kecamatan Buaran

Cerita Rakyat Pekalongan: Sejarah Penamaan Kelurahan Bligo dan Perempatan Ngebrak di Kecamatan Buaran

Asal-usul nama Bligo-Aghistna Muhammad-

Untuk mengetes ilmunya, banyak diantara mereka menantang bertarung Putro Druwolo.

Ada yang murni ingin mengetes ilmu, ada pula yang memiliki niat jahat ingin menaklukkan Putro Druwolo.

Namun jagoan-jagoan itu semuanya dapat dikalahkan Putro Druwolo, dan setiap berhasil memenangkan pertarungan ia selalu berkata "Baliho koe nang asalmu dewe-dewe", yang artinya "Kembalilah kamu ke asalmu masing-masing".

Penduduk pun kerap mendengar ucapan itu dari mulut Putro Druwolo, alhasil untuk menandai peristiwa ini daerah tersebut diberi nama 'Baliho', seperti kata-kata yang diucapkan Putro Druwolo.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Pekalongan: Sejarah Penamaan Desa Sawangan, Kecamatan Doro

BACA JUGA:Cerita Rakyat tentang Masuk Islamnya Seorang Empu dari Gunung Bromo di Desa Pucung, Kabupaten Pekalongan

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1920 saat kepemimpinan Lurah Wahman, nama Baliho diubah menjadi Baligo, dan sekarang berubah lagi menjadi Bligo yang sepertinya untuk memudahkan pengucapan.

Itulah cerita rakyat tentang sejarah penamaan Kelurahan Bligo, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Semoga bermanfaat.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: