Cerita Rakyat tentang Masuk Islamnya Seorang Empu dari Gunung Bromo di Desa Pucung, Kabupaten Pekalongan

Cerita Rakyat tentang Masuk Islamnya Seorang Empu dari Gunung Bromo di Desa Pucung, Kabupaten Pekalongan

Cerita asal-usul desa Pucung-Aghistna Muhammad-

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Cerita rakyat tentang masuk Islam seorang empu dari gunung Bromo ini menjadi asal-usul penamaan Desa Pucung, di Kabupaten Pekalongan.

Secara administrasi, Desa Pucung masuk dalam wilayah Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.

Di balik penamaan 'pucung' dari desa ini, terdapat sebuah kisah yang asyik untuk dibaca.

Kisah ini dilansir dari buku "Mendongeng Pekalongan" yang disusun oleh Taufik Hidayat dan Akar Atya.

BACA JUGA:Berawal dari Pemberontakan di Kraton Mataram, Inilah Asal-usul Nama Desa Jeruksari di Kabupaten Pekalongan

Cerita rakyat tentang masuk Islamnya seorang empu dari gunung bromo ini terjadi saat kekuasaan Pajang bergeser ke Mataram Islam.

Keluarga Empu Pandiro

Pada sekitar tahun 1500an masehi, di sebuah alas dekat pesisir utara Jawa hidup sepasang suami istri yang dikenal ahli membuat gaman atau senjata bertuah.

Sang suami bernama Ki Empu Pandiro dan sang istri bernama Nyai Endang Sudo Lirang. Mereka berdua berasal dari pertapaan Tengger di Gunung Bromo.

Empu Pandiro dan Nyai Endang Sudo Lirang ini keduanya beragama Budha.

BACA JUGA:Sezaman dengan Panembahan Senopati, Ini Kisah Ki Sabaran Alif yang Membangun Desa Sabarwangi, Kecamatan Kajen

BACA JUGA:Misteri Kesaktian Bukit Wadas Jaran di Kandangserang, Kabupaten Pekalongan

Nyai Sudo Lirang meninggal saat melahirkan anak tunggalnya yang diberi nama Endang Runitan.

Alhasil Ki Empu Pandiro dan anak perempuannya itu hidup hanya berdua setelah ditinggal Nyai Sudo Lirang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: