Kasus Demam Berdarah di Pekalongan Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada dan Galakkan PSN

Kasus Demam Berdarah di Pekalongan Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada dan Galakkan PSN

Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan gelar Workshop Wujudkan Kabupaten Pekalongan Bebas Dengue di Hotel Syariah Kulu.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN.CO.ID - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pekalongan di pertengahan tahun 2024 ini trennya terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. 

Hingga semester ini tercatat sudah ada 364 kasus DBD di Kabupaten Pekalongan dengan wilayah penyebaran yang hampir merata di seluruh kecamatan di Kota Santri, termasuk di wilayah pegunungan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro, ditemui disela-sela Workshop Wujudkan Kabupaten Pekalongan Bebas Dengue di salah satu hotel di Kecamatan Karanganyar, Selasa, 9 Juli 2024. Workshop ini dalam rangka memperingati Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro, mengatakan, kegiatan workshop untuk penanggulangan DB di Kabupaten Pekalongan ini tujuannya untuk menggali permasalahan yang ada, kenapa DBD di Kabupaten Pekalongan cenderung meningkat. 

"Sehingga kita undang narasumber dari ahlinya, dari provinsi dan Unimus. Pak dekan akan langsung datang untuk memberikan pandangan dalam upaya kita mengendalikan DBD," katanya.

Disinggung kasus DBD di Kabupaten Pekalongan, Wawan menerangkan, hingga semester ini ada 364 kasus. Untuk itu, kata dia, ada peningkatannya lebih besar dibandingkan bulan yang sama di tahun kemarin. 

Baca juga:Demam Berdarah Kian Merata di Kabupaten Pekalongan, Ini Yang Ditekankan Dinas Kesehatan

"Ada peningkatan sekitar 50 persen. Tahun kemarin ada 408 kasus di satu tahun, tahun ini di pertengahan saja sudah 364 kasus," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Wawan, jika tidak ditanggulangi dengan baik maka peningkatan kasus DBD ini akan membahayakan, "Itu kan kita harus punya estimasi. Itu yang kita lakukan sehingga kita adakan workshop dengan pemangku kepentingan, ada camat, lembaga swadaya masyarakat, kepala Puskesmas, dan para tokoh di dalam ada. Harapan saya semua bersinergi di dalam penanggulangan DBD ini," ujarnya.

Ditanya penyebab lonjakan kasus DBD, ia mengatakan jika salah satu pemicu merebaknya DBD ialah faktor cuaca yang berubah-ubah. "Dari hujan-panas, hujan-panas, paling seneng itu nyamuk DBD itu. Jadi telur-telur yang kemarin belum menetas begitu kena hujan langsung menetas, sehingga berkembang, dan berkembang terus nyamuknya," kata dia. 

Untuk itulah, Wawan menekankan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mengantisipasi meningkatnya kasus DBD. "Yang terpenting adalah PSN. Pembersihan sarang-sarang nyamuk, tempat-tempat perindukan nyamuk, tempat perteluran nyamuk untuk dihilangkan, dengan cara apa? Pembersihan, sehingga tidak sempat telur itu menetas," tandasnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien DBD, Wawan menegaskan pemerintah daerah sudah mengantisipasi kemungkinan hal itu. Untuk antisipasi pelayanan, kata dia, sudah siap, seperti ada penambahan tempat tidur dan sebagainya. 

"Tadi Pak Sekda dalam arahannya menyampaikan kita harus siap dalam hal penyelamatan jiwa. Jadi bagaimanapun juga pemerintah daerah siap dalam aspek penanganan kasus DBD ini," kata dia. 

Ia berharap, kedepan semua pihak bersama-sama menanggulangi DBD ini. Salah satu upayanya dengan gerakkan PSN bersama dan fogging selektif. "Untuk fogging selektif. Memang di situ terjadi infeksi antar lingkungan. Kalau belum ya jangan. Eman-eman karena fogging itu racun, insektisida," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: