Hasil Penelitian Pengobatan Pasca Vaksin COVID-19 di Jawa Tengah
Oleh apt. Ainun Muthoharoh, M.Farm / Dosen Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan UMPP.-FOTO-Istimewa
Air kelapa hijau dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada dismenorea primer remaja putri. Air kelapa harganya murah dan mudah didapatkan. Air kelapa dapat digunakan untuk mengobati demam atau sebagai antipiretik.
Pada penelitian yang dilakukan dengan meginduksi DPT-Hb pada mencit, didapatkan hasil bahwa kelompok terapi air kelapa mampu mencegah terjadinya demam. Hasil survey pada penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat telah memilih herbal yang benar yaitu air kelapa untuk mengurangi gejala KIPI vaksin covid-19 seperti demam. Namun dari hasil pencarian literatur, peneliti belum menemukan air kelapa dapat mengurangi gejala mual.
Spirulina merupakan jenis mikroalga spesies alga hijau biru. Spirulina dimanfaatkan sebagai makanan kesehatan dan sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh manusia. Spirulina memiliki daya hambat terhadap virus. Senyawa yang berpotensi menghambat TMPRSS2 sehingga dapat mencegah infeksi SARS-Cov-2 adalah quercitrin. Spirulina mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang tinggi. Spirulina merupakan imunomodulator yang berkhasiat melawan inflamasi. Spirulina memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi yang dapat mengurangi enzim prostaglandin E2, dan antikanker.
BACA JUGA:Farmasi UMPP Kerjasama Apotek Grow Farmacia Karangdadap Adakan Pelatihan Minum Obat Antidiare
Pada penelitian tahun 2015, spirulina diformulasikan menjadi sebagai antioksidan. Pada sebuah penelitian pada ekstrak spirulina platensis, spirulina mampu menurunkan kadar malondiadehid (MDA) sehingga dapat menurunkan apoptosis sel yang berpotensi sebagai agen protektif terhadap paparan sinar UVB. Madu memiliki kandungan antiemetik.
Madu merupakan agen imunomodulator yang menghasilkan sitokin sehingga dapat membunuh bakteri dan memperbaiki jaringan. Madu juga banyak digunakan masyarakat sebagai agen imunomodulator di masa pandemi covid-19.
BACA JUGA:Giat Pengabdian Masyarakat UMPP, Gelar Kelas Catin: Calon Pengantin Bisa Cegah Stunting
Berdasarkan kajian literatur tersebut, madu dapat digunakan untuk mengurangi gejala KIPI, namun belum ada penelitian khusus tentang efektivitas madu yang dikonsumsi setelah vaksin covid-19.
Sehingga kesimpulan, masyarakat di Jawa Tengah mengalami berbagai gejala pasca vaksinasi COVID-19 dan menggunakan berbagai jenis obat dan herbal untuk mengatasi gejala tersebut. Penggunaan parasetamol dan beberapa herbal menunjukkan hasil yang positif, namun beberapa obat seperti Demacoline® tidak sesuai dengan gejala yang dialami.
Penting untuk memberikan informasi yang jelas tentang pengobatan yang tepat untuk KIPI pasca vaksinasi. Peneliti juga merekomendasikan pembuatan pedoman atau buku saku untuk membantu masyarakat menangani gejala pasca vaksinasi dengan lebih efektif.
Keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini memiliki keterbatasan karena data diperoleh melalui kuisioner tertutup selama pandemi. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi korelasi antara pengetahuan tentang pengobatan KIPI dengan pengobatan yang digunakan.
BACA JUGA:Farmasi UMPP Kerjasama Apotek Grow Farmacia Karangdadap Adakan Pelatihan Minum Obat Antidiare
Ketua Tim Peneliti, Ainun Muthoharoh, lahir di Pelita Jaya, Muara Lakitan, 14 April 1994. Saat ini aktif sebagai dosen di Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dengan bidang farmasi klinik, aktif meneliti bidang klinik dan komunitas, serta melakukan pengabdian yang konsen di pelayanan anak, remaja dan lansia.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: