Hidup Tanpa Uang, Pasutri ini Cuma Memanfaatkan Pekarangan Rumah untuk Swasembada Pangan

Hidup Tanpa Uang, Pasutri ini Cuma Memanfaatkan Pekarangan Rumah untuk Swasembada Pangan

pekarangan rumah untuk swasembada pangan-Pecah telur-YouTube

Hari ini panen sayur, besok panen jamur. Nurul dan sang suami tak cuma menanam sayuran dan tanaman buah, tapi juga beternak.

Peternakan ayam sederhana tapi mampu memenuhi kebutuhan telur setiap hari. Menurut penuturan Nurul, tiap hari panen 3 sampai 4 telur. 

BACA JUGA:Raperda RPJPD Jateng 2025-2045 Disetujui, Sekda Optimis Wujudkan Jateng Penumpu Pangan dan Industri Nasional

BACA JUGA:Wujudkan Jateng Sebagai Penumpu Pangan Nasional, Pemprov Percepat Program Pompanisasi

Kondisi ini pun membuat pengeluaran jadi hemat karena tak perlu beli telur di warung.

Berkat merawat tanaman dan ulat, ayam petelur Nurul dan Sri Wibowo pun selalu menetaskan telur.

Sering Dimakan Sehari, Kadang Dibarter

Hasil bumi dari memanfaatkan pekarangan rumah untuk swasembada pangan biasanya dimakan sekeluarga.

Namun bila sisa atau barter dengan buah atau dengan hasil bumi lainnya. Bukan tidak butuh uang, namun hidup secukupnya dipenuhi dari alam. 

Nurul Widiawati mengaku lebih senang barter hasil bumi daripada dijual. Jadi, apapun hasil bumi dibutuhkan ketimbang dibayar uang.

Menurut ibu satu anak ini, menanam sendiri bahan pangan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:Polres Pekalongan Bakti Sosial Penanaman 1000 Pohon, Ketahanan Pangan dan Pemberian Beasiswa

BACA JUGA:Pemkot Pekalongan Dorong Masyarakat Wajib Terapkan 6 Prinsip Hygiene Sanitasi Pangan

Kesuksesannya swasembada pangan tersebut akhirnya menelurkan ide. Kalau sebaiknya pemerintah tak perlu kasih sembako ini dan itu.

Cukup diajarkan saja bagaimana cara swasembada pangan sendiri, itu jauh lebih berguna dan bermanfaat daripada memberi sembako sebulan sekali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: