Tenaga Buruh Tani di Pekalongan Kian Langka, Petani Dikenalkan Alat dan Mesin Pertanian Modern

Tenaga Buruh Tani di Pekalongan Kian Langka, Petani Dikenalkan Alat dan Mesin Pertanian Modern

Petani di Desa Wonosari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, dikenalkan dengan alat dan mesin pertanian modern.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Tenaga buruh tani saat ini kian langka. Pasalnya, banyak anak muda sekarang lebih memilih profesi lainnya dibandingkan menjadi seorang buruh tani atau petani.

"Cari tenaga kerja untuk pertanian sekarang susah, karena saat ini anak-anak muda lebih memilih kerjaan lainnya seperti menjadi buruh jahit atau merantau ke Jakarta," tutur Amat Deli (52), petani dari Desa Wonosari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Selasa, 10 September 2024.

Oleh karena itu, kata dia, upah buruh tani saat ini kian mahal. Karena hanya ada segelincir orang di desa yang mampu menggarap lahan pertanian atau sawah dengan terampil. Pilihan lainnya, petani atau pemilik lahan sendiri yang mengolah lahannya.

"Anak-anak muda sekarang belum tentu bisa macul (nyangkul, red) dengan baik," kata dia.

Padahal, untuk menggarap lahan pertanian para petani di desanya masih mengolahnya secara manual. Akibat tenaga kerja kian langka, maka biaya produksi untuk menggarap lahan kian mahal.

Baca juga:Petani Milenial Kabupaten Pekalongan Dikukuhkan, Diminta Bisa Meregenerasi Anak Muda untuk Bertani

Ia mencontohkan, untuk menggarap ladang miliknya seluas 1.400 meter persegi, dengan empat orang tenaga kerja akan membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Itu dari pembersihan lahan hingga selesai membuat bedengan.

Menurutnya, upah kerja perharinya Rp 60 ribu untuk satu orang. "Jadi untuk mengolah lahan sampai jadi bedengan sebelum ditanami saja kita sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 3 juta lebih," ungkap dia.

Diakuinya, regenerasi petani sekarang susah. Anak-anak muda jarang berminat menjadi petani. Generasi ketiga saat ini, kata dia, banyak yang tidak mau jadi petani atau buruh tani. 

"Dulu orang tua saya, saya dan generasi anak saya masih mau jadi petani tapi generasi saat ini atau cucu sudah ndak pada minat. Lebih pilih jahit atau ke Jakarta," kata dia.

Oleh karena itu, ia menyambut positif kegiatan dari penyuluh pertanian Kecamatan Karanganyar yang mengenalkan mekanisasi pertanian ke petani di desa. Produsen mesin dan alat pertanian didatangkan langsung ke lapangan untuk mengenalkan teknologi pertanian yang terbaru.

"Dulu kita tahunya kerbau. Awal tahun 2000-an, kita mulai mengenal traktor dan sekarang mesin combat (mesin panen padi). Dan ternyata teknologi pertanian kian canggih. Sudah ada alatnya lengkap seperti yang didemokan di sini ini. Kita mungkin hanya lihatnya di youtube tapi ndak tahu belinya dimana dan bagaimana cara menggunakannya," ujar dia.

Produk Spesialis PT Karya Bina Nusantara, Hendra Kusuma, mengatakan, pihaknya dari PT KBN mewakili Proquip Indonesia datang ke Desa Wonosari untuk memperkenalkan mesin dan alat pertanian kepada para petani di sekitar Wonosari. 

Ada beberapa mesin dan alat pertanian yang diperkenalkan kepada petani, mulai dari alat dan mesin pengolahan lahan, mesin semprot, mesin pencacah rumput, hingga mesin paska panen seperti mesin penggiling, pompa air dan mesin pembajak tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: