Menguji Efektivitas Tanggul: Lindungi 5.000 KK, Keringkan 267 Hektar Wilayah

Menguji Efektivitas Tanggul: Lindungi 5.000 KK, Keringkan 267 Hektar Wilayah

KOTA - Satu bak penuh tanah merah dituangkan dari sebuah kontainer di tepi jalan setelah tombol sirine dipencet bersamaan oleh sejumlah pejabat pada 24 Januari 2018 siang. Momen itu menjadi penanda dimulainya pembangunan tanggul raksasa di wilayah Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Acara ground breaking itu sekaligus kembali mengapungkan asa masyarakat di sejumlah wilayah yang sudah lelah menghadapi banjir rob yang bagai tak kenal waktu terus menggenang.

Pembangunan tanggul di Kota Pekalongan itu merupakan bagian dari program pengendalian banjir dan rob di Kota dan Kabupaten Pekalongan oleh Kementrian Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan tanggul di Kota Pekalongan, masuk dalam paket III dan dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya (Persero).

Proyek yang didanai dari APBN senilai Rp127,5 miliar itu, membangun tanggul sekaligus long storage sepanjang 2,31 kilometer mulai dari wilayah Kelurahan Kandang Panjang, Kota Pekalongan, hingga ke wilayah Jeruksari, Kabupaten Pekalongan. Ujung tanggul juga dilengkappi pompa besar dengan kapasitas 2.000 liter per detik.

Selesai dibangun akhir tahun 2019, efektivitas tanggul benar-benar ditunggu masyarakat. Hasilnya, dalam beberapa ali banjir rob di Kota Pekalongan, sejumlah wilayah yang memang menjadi target penyelesaian aman dari banjir rob. Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Bandengan dan sebagian Kelurahan Panjang Baru kering dari genangan pasang air laut yang sudah bertahun-tahun dihadapi.

"Efek tanggul rob sangat terasa di wilayah yang menjadi target penyelesaian, khususnya wilayah yang ada di sisi sebelah selatan tanggul yakni Kelurahan Kandang Panjang, Bandengan dan sebagian Panjang Baru bahkan sampai ke wilayah Jeruksari Kabupaten Pekalongan," ungkap Kabid Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan, Khaerudin.

Khaerudin melanjutkan, berdasarkan data miliknya total wilayah yang berhasil 'dikeringkan' dengan adanya tanggul ini sekitar 267 hektar di wilayah Kota Pekalongan ditambah sekitar 85 hektar di wilayah Jeruksari, Kabupaten Pekalongan. Wilayah-wilayah tersebut sebelumnya menjadi wilayah terdampak rob parah dan sudah berlangsung lebih dari 10 tahun.

"Rob yang terjadi di wilayah itu disebabkan dari meluapnya air laut dan menembus melalui tambak dan muara. Sehingga kemudian diputuskan konsep penyelesaian berupa pembangunan tanggul untuk menutup akses aliran air laut pasang ke wilayah pemukiman. Pada kejadian banjir rob terakhir, pada kondisi titik tertinggi air pasang elevasi tanggul masih di atas ketinggian air," jelasnya.

Namun menurut Khaerudin, setelah pembangunan selesai kini harus mulai dipikirkan bagaimana menjaga dan merawat tanggul agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Salah satunya dengan menambah elevasi tanggul karena tiap tahun ketinggian rob terus bertambah.

*5.000 KK Terlindungi, Bandengan Bangkit Kembali

Efektivitas tanggul dalam menanggulangi rob, juga dirasakan langsung oleh masyarakat. Lurah Kandang Panjang, Ahmad Fauzan menyatakan bahwa terjadi perubahan signifikan terhadap kondisi di wilayahnya antara sebelum dan sesudah adanya tanggul. "Yang jelas perbedaannya sangat terlihat, sangat signifikan. Jika sebelumnya 95% wilayah Kandang Panjang tergenang rob, kini sebaliknya. 95% wilayah kami kering," tuturnya.

Dari sekitar 4.000 KK yang ada di wilayahnya, 3.800 KK dipastikan sudah tak menjadi korban banjir rob. Termasuk saat rob besar menerjang awal Juni lalu. "Wilayah Salam Manis yang dulu tak pernah kering, kemarin justru tidak terpengaruh sedikitpun adanya banjir rob. Manfaat tanggul sangat dirasakan masyarakat di wilayah kami," tambahnya.

Selama bertahun-tahun digenangi rob, Fauzan menyatakan banyak warga di Kandang Panjang yang meninggalkan rumahnya begitu saja. Diantaranya yang paling banyak yakni di kawasan Perumahan Pesona dan kawasan Perumahan Swadaya. Kini setelah Kandang Panjang mengering, mereka kembali pulang.

"Di Perum Pesona dan Perum Swadaya sudah mulai banyak yang pulang. Yang punya biaya lebih juga mulai membenahi lagi rumahnya untuk bisa ditempati," katanya.

Yang terlihat jelas merasakan manfaat tanggul adalah masyarakat Kelurahan Bandengan. Keberadaan tanggul seakan membawa kehidupan baru bagi warga di sana setelah 10 tahun lebih bergelut dengan banjir rob. Kini, hampir 100% wilayah Bandengan kering. 1.500 KK terbebas dari bencana yang nyaris membuat mereka putus asa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: