Disway award
iklan banner Honda atas

KONI Kabupaten Pekalongan Dengan Cabor Tidak Harmonis, Mosi Tidak Percaya Bergulir

KONI Kabupaten Pekalongan Dengan Cabor Tidak Harmonis, Mosi Tidak Percaya Bergulir

Pegiat olahraga di Kabupaten Pekalongan, pengurus KONI, dan cabor ikuti audiensi dengan DPRD Kabupaten Pekalongan untuk membahas pelbagai persoalan pengembangan olahraga di Kabupaten Pekalongan, Rabu, 4 Juni 2025.-Hadi Waluyo-

Menurutnya, olahraga di Kabupaten Pekalongan masih tetap berjalan. Namun, cabor berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi dengan KONI. 

"Padahal pengurus KONI-nya luar biasa, cuma ketuanya ndak pinter memanage anak buah," ungkap dia. 

"Kita lontarkan mosi tidak percaya kepada ketua KONI, karena nunggu lima tahun repot. Ya sudah kita ganti dengan orang yang mampu dan paham filosofi olahraga," tandasnya. 

Sementara itu, Ketua Askab PSSI Kabupaten Pekalongan, Andi Susanto, saat disinggung ketidakharmonisan, mengatakan, olahraga tujuannya untuk kesehatan. 

"Persoalan harmonis-tidak harmonis, yang penting pikiran kita sehat, Insya Allah kedepan akan ada komunikasi lebih lanjut untuk perbaikan jika ada yang memang perlu diperbaiki," katanya.

Disinggung ada beberapa cabor usul mosi tidak percaya dan meminta ketua KONI mundur, pihaknya tidak akan gegabah, karena kepengurusan KONI belum satu tahun. 

"Soal nanti beliau mampu atau tidak belum bisa dijadikan tolak ukur. Contohnya tolak ukurnya di porprov ya. Olahraga yang tahun lalu peringkat kedua terakhir itu mungkin akan jadi acuannya di situ," ujarnya.

Sedangkan, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Sumar Rosul, mengatakan, ada beberapa persoalan yang ditampung dalam aspirasi dari pegiat olahraga di Kabupaten Pekalongan, termasuk dari pengurus cabor.

"Banyak hal yang harus dipecahkan bersama-sama. Pertama, persiapan menghadapi pra kualifikasi porprov dan pelaksanaan porprov," kata dia. 

Dikatakan, untuk pra kualifikasi porprov 2025 yang di depan mata, belum ada persiapan yang matang secara finansial. Budgetingnya belum dianggarkan di APBD Kabupaten Pekalongan tahun 2025, karena KONI tidak mengajukan permohonan anggaran. 

"Karena tidak mengajukan anggaran, ya tidak ada anggaran di penetapan 2025. Ini kealpaan atau traumatik dari pihak KONI karena ada persoalan hukum di tahun sebelumnya, tapi itu sebenarnya tidak boleh menjadi alasan utama untuk menjalankan sebuah roda organisasi keolahragaan. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita semua punya kewajiban untuk memajukan olahraga di Kabupaten Pekalongan," tandasnya.

Persoalan lain, kata dia, adalah harmonisasi antara KONI dengan cabor, dan ketidakharmonisan di internal KONI sendiri. 

"Ini perlu soliditas, harmonisasi, karena saya tadi melihat masih banyak miss ya kurangnya koordinasi dan lain sebagainya. Ini perlu diharmonisasi kembali karena tidak boleh ada beban mental yang luar biasa atau beban psikis dalam menghadapi turnamen atau pertandingan. Ini akan menjadi beban kita kalau tidak diselesaikan. Ini harus dinetralisir supaya plong tanpa beban," ujarnya.

"Tadi banyak isu yang berkembang tapi itu bisa diselesaikan secara internal KONI. Tentang keaktifan ketua KONI itu banyak yang mempertanyakan juga, silahkan itu menjadi konsumsi internal KONI dan cabor. Diselesaikan secara musyawarah, saya yakin semua berniat baik," pesannya. 

Persoalan ketiga adalah  terkait dengan pembinaan. Ia menekankan apapun yang terjadi, baik itu keterbatasan anggaran dan kurang solidnya organisasi, pembinaan olahraga harus tetap dan terus berjalan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: