Disway award
iklan banner Honda atas

Warga Berharap Relawan Sling Gantung Difungsikan, Bantu Percepat Akses Ke Petungkriyono

Warga Berharap Relawan Sling Gantung Difungsikan, Bantu Percepat Akses Ke Petungkriyono

Sepeda motor diseberangkan dengan sling gantung untuk bisa melewati Jembatan Tembelan yang putus. Dengan cara ini, akan mempercepat waktu tempuh ke Petungkriyono. -Hadi Waluyo-

"Itu memang bukan sukarela ya. Contohnya seperti kuli panggul di pasar, itu ndak mungkin sukarela. Pasti ada tarifnya," imbuh dia.

Amin, pegawai Kecamatan Petungkriyono mengaku lebih repot dengan tidak adanya warga yang membantu menyeberangkan motornya dengan sling di Jembatan Tembelan tersebut. Ia mengakui akses ke Petungkriyono akan lebih cepat jika melalui jalur Doro - Petungkriyono.

"Jika memutar melalui Kalibening butuh waktu empat jam. Lewat sini ndak ada satu jam. Lewat Lebakbarang kemarin saya coba, aksesnya masih sulit dan membahayakan. Itung-itungan biaya, justru lebih murah membayar jasa penyeberangan di sini daripada muter jalur lain," tutur dia.

Oleh karena itu, ia berharap agar warga yang selama ini membantu menyeberangkan motor di titik itu bisa difungsikan lagi.

"Kita kesulitan kalau harus menyeberangkan motor sendiri tanpa bantuan orang-orang itu. Ini saja beberapa warga saling membantu tapi kan tetap sulit karena mereka ndak biasa," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, penyeberangan barang dan motor dengan sling gantung di lokasi Jembatan Tembelan yang putus di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, dipatok tarif oleh relawan viral di media sosial.

Viralnya unggahan itu di media sosial memicu kontra di sebagian masyarakat, karena situasi di sekitar lokasi tersebut yang baru saja dilanda bencana beberapa waktu yang lalu.

Menyikapi hal tersebut, Kapolsek Petungkriyono Iptu Eko Widiyanto langsung merespon dan bergerak cepat ke lokasi untuk menemui warga dan relawan yang berada di Jembatan Tembelan yang putus.

Iptu Eko membenarkan unggahan yang viral di medsos tersebut. Menurutnya, postingan itu diunggah pada hari Selasa, 11 Februari 2025, tentang adanya tarif penyeberangan barang atau motor yang dipasang oleh relawan di jembatan putus di Dukuh Tembelan, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono. Tarif itu dianggap mahal dan memberatkan masyarakat.

Sementara itu, Kades Kayupuring Cahyono mengatakan, paska viralnya postingan diberlakukannya tarif untuk penyeberangan barang atau motor melalui sling gantung, Pemerintah Desa Kayupuring bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas Petungkriyono mendatangi lokasi. 

Ia menegaskan, penyeberangan barang atau motor melalui sling gantung tersebut tidak dipungut biaya. "Penyeberangan ini tidak dipungut biaya," tandas dia.

Dengan berita viral itu, pihak desa telah membubarkan para relawan yang membantu menyeberangkan barang di Jembatan Tembelan yang putus tersebut.

"Kami sediakan alat bagi yang ingin menyeberang monggo menyeberang sendiri," kata dia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: