Menjaga Asal-usul Lewat Tradisi Ruwatan

Menjaga Asal-usul Lewat Tradisi Ruwatan

BOJONG - Desa Jajarwayang, Kecamatan Bojong, masih konsisten menjaga tradisi dan budaya untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah dan asal-usul desanya. Salah satunya lewat tradisi sedekah bumi atau legenonan yang biasanya turut menyajikan pagelaran wayang.

Biasanya warga berbondong-bondong mengikuti istighosah dengan tujuan memohon kepada Allah SWT agar desa senantiasa dalam keadaan aman, nyaman dan tentram.

"Bulan legeno kita mengadakan acara tasyakuran yaitu dengan melaksanakan ruwatan desa dengan mengundang wayang. Mulai dari jam 3 sore hingga selesai di situ diruwat dengan tradisi dari dulu sampai sekarang itu pasti mengundang wayang," ungkap Kadus 4 Desa jajarwayang, Abdul Rohim, Selasa (21/7/2020).

Dijelaskan, ruwatan telah menjadi tradisi tahunan di Desa Jajarwayang yang sukses mengundang antusiasme warga. "Sorenya ada besekan ada tumpengan dan lain sebagainya dan dilanjutkan dengan pelaksanaan ruwatan ada doa-doa yang khusus," jelasnya.

Menjadi berbeda karena ada sajian wayang yang semangatnya untuk mengingatkan kembali asal-usul desa. "Warga desa sudah sepakat selalu mengundang wayang, tidak meninggalkan budaya adi luhur yang sudah ada sejak dulu. Jadi wayang itu nyambung terus," terang Abdul Rohim.

Untuk diketahui, nama Jajarwayang sendiri diyakini bermula dari legenda adanya jenazah sosok lelaki jelmaan wali dari bawah ke atas. Di setiap tempat yang disinggahinya selalu meninggalkan nama, misal Mencongan karena mayatnya mencang mencong, lalu Desa Sili karena ada ikan belut mengerubungi bangkai.

"Bangkai ini terus naik ke atas sampai ke desa ini. Karena naluri penduduk perempuan, maka bangkai justru ditonton atau dijejer seperti wayang, akhirnya dinamai Jajarwayang. Itu sebabnya, tradisi wayang terus dijaga setiap ruwatan desa," ujarnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: