Alhamdulillah, 20 RTLH di Sapuro Kebulen Dapat Bantuan BSPS Provinsi
SAPURO KEBULEN - Sebanyak 20 warga Kelurahan Sapuro Kebulen, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, menerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Provinsi tahun 2020. Kamis (27/8/2020) kemarin, bantuan diserahkan dalam bentuk buku tabungan senilai Rp 17,5 juta yang akan digunakan untuk rehab rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Lurah Saporo Kebulen, Samigiono, ketika ditemui di kantornya, menyampaikan rasa syukurnya karena dari 20 rumah yang direkomendasikan, semuanya masuk kategori RTLH yang layak mendapatkan bantuan tersebut.
"Program BSPS sendiri ada 100 unit di Kota Pekalongan, dibagi 5 Kelurahan, yakni Sapuro Kebulen, Gamer, Noyontaansari, Setono, dan Sokoduwet. Artinya kita sendiri berterima kasih kepada dinas terkait baik dari pemerintah pusat, provinsi dan juga Perkim sendiri. Alhamdulillah kita masuk di dalamnya," tuturnya.
Oleh karena itu, Samigiono mengajak warga Sapuro Kebulen untuk mensyukuri prioritas bantuan itu dengan selalu berperan aktif dan mendukung program-program pemerintah.
"Saya sampaikan kepada warga, alhamdulillah harusnya bersyukur kita mendapatkan rezeki. Dan wujud terima kasih sendiri dari warga untuk ikut berperan aktif dalam segala kegiatan pemerintah di kelurahan Sapuro Kebulen. Apalagi sudah ada perhatian untuk membantu rumah tinggalnya itu," jelasnya.
Adapun 20 rumah penerima bantuan dipastikan Samigiono telah sesuai kriteria. Mereka tersebar dari RW 1 sampai RW 16. "Jadi kalau kita survei memang tidak layak huni, dalam arti, rumah hampir roboh, tembok sudah retak, dan di sana ada kriterianya. Jadi dari 20 unit itu ada dari Sapuro dan Kebulen. Dari RW 1 sampai RW 16 kalau nda salah ya," paparnya.
Dijelaskan Samigiono, nilai bantuan sendiri untuk masing-masing unit sebesar Rp 17,5 juta dengan komposisi 2,5 juta untuk bantuan tenaga pekerja dan 15 juta untuk material. "Di sini ada 20 unit, 1 unit itu 17,5 juta. Yang 2,5 juta itu untuk bantuan tenaga, 15 juta material, sisanya swadaya," paparnya.
Sementara untuk teknis penyaluran bantuan, kata Samigiono, 20 KK yang sebelumnya telah menjalani survei 3 bulan dan final, nantinya diberi
buku tabungan, setelah adanya sosialisasi dan pengarahan untuk pembuatan rekening, dan dilanjut dengan pencairan rekening.
"Jadi warga hanya dalam bentuk buku tabungan, lalu nanti uang itu kita berikan kepada penjual material, jadi segala kebutuhan material sudah ada, misalnya batu, semen, pasir, dan lainnya. Soalnya kalau kasih uang langsung bisa salah sasaran," tandasnya. (ap3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: