Dinkes Awasi Sumber Air Baku
Jamin Kelayakan Konsumsi
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan terus melakukan pengawasan sumber air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Jika ada temuan air kurang layak, maka Dinkes melarang air tersebut untuk dikonsumsi sebelum dilakukan pengolahan lanjutan sehingga air benar-benar layak konsumsi.
Kasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Sugiarto, Rabu (13/3), mengungkapkan, pengawasan air bersih di antaranya dilakukan untuk air sumber Pamsimas dan para pengusaha air isi ulang. Menurutnya, untuk air baku yang bersumber dari program Pamsimas kondisinya bagus, karena menggunakan sumur dalam. "Memang ada beberapa temuan tapi di awal-awal dioperasikannya sumur dalam tersebut, karena awalnya masih air permukaan. Setelah kami sarankan untuk dilakukan treatment lebih lanjut, satu-dua bulan kita uji lagi airnya sudah bagus," terang dia.
Disebutkan, sumber air Pamsimas yang akan disalurkan ke rumah-rumah warga terlebih dahulu harus diuji di laboratorium air di Dinkes. Sehingga, air tersebut memenuhi syarat sebagai sumber air baku yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. "Kami rutin melakukan pengawasan untuk air baku program Pamsimas ini, dananya dari Dinkes untuk yang Pamsimas," katanya.
Pengawasan juga dilakukan untuk usaha air isi ulang di Kabupaten Pekalongan. Selain uji kualitas airnya, peralatan usaha air isi ulang juga selalu dicek. "Kesadaran pengusaha air isi ulang untuk melakukan pengecekan airnya juga sudah bagus. Mereka menyadari jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, mereka sendiri yang rugi. Makanya, pengusaha air isi ulang biasanya membawa sendiri airnya untuk diuji di laboratorium kami," ujar dia.
Disebutkan, persoalan kualitas air baku biasanya dijumpai saat musim kemarau, terutama di wilayah pegunungan. Disebutkan, masyarakat di wilayah atas seperti di Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang, saat musim kemarau kerap kesulitan air bersih. Sehingga, mereka mengambil air di sungai atau sumber-sumber air yang tidak terjamin kualitas airnya.
"Jika airnya mengandung kapur terlalu tinggi, harusnya diolah lebih lanjut. Sebab, kandungan kapur bisa mengendap di peralatan masak, dan jika dikonsumsi membahayakan ginjal," terang dia.
Disinggung air baku di wilayah rawan banjir rob, Sugiarto mengatakan, saat ini masyarakat di daerah terdampak banjir rob seperti di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, dan lainnya sudah mengandalkan pasokan air baku dari program Pamsimas. Sehingga, kebutuhan air bersih di wilayah tersebut tidak ada masalah. "Untuk program Pamsimas, kualitas airnya terjamin," imbuhnya. (ap5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: