Wanita Kuliahan hanya jadi Ibu Rumah Tangga, Jangan Sedih! Ini 6 Alasannya dalam Pandangan Islam
Ilustrasi seorang ibu mengajari anaknya belajar memasak.-Tangkapan layar freepik.com-
6. Wanita terbaik ridha dengan pemberian suaminya
Wanita yang terbaik adalah yang pandai menerima pemberian suami, begitu pula ridha dengan yang sedikit. Namun ini sulit ditemukan pada wanita karir. Bila gajinya lebih tinggi dari suami, ia akan sulit menghargai pemberian suami yang relatif kecil. Padahal sulit berterima kasih seperti itu yang membuat banyak wanita disiksa di neraka.
Dalam hadits muttafaqun alaih disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).
Istri Diperintahkan untuk Tinggal di Rumah
Menurut syariat Islam, istri yang baik harus taat kepada suaminya dan menunaikan amanah mengurus anak-anaknya. Allah ‘Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seorang istri untuk mengurus suaminya, mengurus rumah tangganya, dan mengurus anak-anaknya.
Menurut ajaran Islam, istri tidak dituntut atau tidak berkewajiban ikut keluar rumah mencari nafkah. Ia justru diperintahkan tinggal di rumah guna menunaikan kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan kepadanya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [Al-Ahzaab/33: 33].
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita adalah aurat. Apabila ia keluar, setan akan menghiasinya dari pandangan laki-laki.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: