Gelombang Laut 4 Meter Hajar Dukuh Simonet di Pekalongan
Dukuh Simonet di Desa Semut Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan kian tenggelam dihajar abrasi,rob, dan pasang air laut tinggi.-Hadi Waluyo-
WONOKERTO,RADARPEKALONGAN - Gelombang laut setinggi 3 meter hingga 4 meter menerjang Dukuh Simonet di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Di pedukuhan yang nyaris tenggelam ini kini hanya menyisakan 5 kepala keluarga (KK). Oleh karena itu, warga berharap sesuai rencana relokasi benar-benar bisa terwujud di tahun 2024.
Tokoh msayarakat Dukuh Simonet, Joyo Leksono, Senin (10/7/2023), mengatakan, abrasi di Simonet kian luar biasa parahnya. Di RT 14 sekarang sudah dikosongkan. Padahal sebelumnya ada 47 KK tinggal di RT tersebut.
Baca juga:Naik Perahu, Sekda Kabupaten Pekalongan Tinjau Dukuh Simonet yang Nyaris Tenggelam
Di RT 15 dulunya ada 22 KK, sekarang hanya menyisakan sekitar 5 KK. Mereka bertahan dengan kondisi membahayakan dan darurat sekali. Rumahnya sudah berulang kali ditinggikan.
Tempat tidur juga diganjel agar tidak terendam air. Mereka benar-benar tidur di atas permukaan air. Meskipun durasi banjir robnya antara 3 jam hingga 4 jam. Setelah itu, genangan air akan surut. Padahal, ada pula balita di antara warga yang masih bertahan di pedukuhan tersebut.
"Risikonya sangat besar. Rob ini mulai datang sejak tanggal 8 Juli kemarin. Diperkirakan hingga seminggu kedepan. Tertinggi gelombang laut 3 sampai 4 meter. Air pasang tinggi diikuti dengan angin kencang yo wis kian parah. Paling parah jam 14.00 WIB hingga 17.00 WIB," terang Joyo.
Dikatakan, jika warga mengetahui air pasang akan datanng, biasanya mereka ngungsi dulu di rumah saudara atau mertua. Mereka mencari aman dulu. Jika air pasang sudah surut, mereka akan kembali lagi ke Simonet.
"Karena aktivitasnya mereka di sini. Yang masih bertahan itu aktivitasnya mencari kepiting, mencari ikan," ungkap dia.
Baca lagi:Relokasi Warga Simonet Dimulai Tahun 2024
Joyo berharap, relokasi bisa bener-benar terwujud, Agar warga Simonet memiliki rumah lagi yang lebih layak dan aman dihuni. "Informasi dari pak Sekda, pengundian sudah kemarin di bulan enam. Untuk realisasinya, tahun 2024 awal, dan tahun 2024 akhir itu diharapkan sudah selesai. Jangka waktu setahun itu pemerintah akan bekerja keras lah untuk membangun pemukiman baru bagi kami," ujar dia.
"Itu janji pak Sekda. PHP sudah tiga tahun. Semoga di tahun 2024, tidak PHP lagi," harap dia.
Menurutnya, lokasi relokasi di Desa Tratebang tidak terlalu jauh dari Simonet. Warga masih bisa mencari nafkah di Simonet, yakni mencari ikan dan kepiting. Awalnya memang rencana relokasi di Pekuncen, namun dinilai terlalu jauh dari Simonet. Sehingga warga keberatan. "Akhirnya dicarikan tanah pemda yang lebih terdekat. Ternyata ada meskipun tempatnya di rowo. Lokasinya dekat dari pemukiman, sekitar 300 meter dari permukiman warga," katanya.
Harapan warga, lanjut dia, relokasi bisa terealisasi di tahun 2024. "Itu harapan kami yang tiga tahun ini mengungsi di kontrakan. Ngontrak per tahun ada yang Rp 3 juta. Kalau tiga tahun ya Rp 9 juta untuk ngontrak saja. Padahal, penghasilan kami masih utuh, bahkan malah berkurang. Jika sudah punya rumah sendiri kan ndak kepikiran lagi biaya ngontrak. Bisa fokus bekerja lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: