Jauh dari Pesisir, Bugangan Unggulkan Produk Ikan Olahan
KEDUNGWUNI - Desa Bugangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, dikenal sebagai salah satu sentra pengolahan ikan sejak zaman dulu, meski secara geografis wilayah ini terbilang jauh dari pesisir. Pemerintah desa setempat bahkan menjadikan komoditas rumah tangga warganya tersebut sebagai produk unggulan desa.
"Walaupun letak desa jauh sekali dari wialayah pesisir, kalau mau dibilang unik ya unik karena pengolahan ikannya banyak di sini. Mungkin karena zaman dulu pantainya samapi ke sini, kata orang zaman dulu. Tapi sampai sekarang masih menjadi tempat pengolahan ikan, bahkan jadi produk unggulan desa saat ini," ungkap Kades Bugangan, Mustiadi, saat ditemui di kantornya, Jumat (28/2020).
Dijelaskan Mustiadi, meski usaha pengolahan ikan tidak jadi mayoritas mata pencarian warga Bugangan, namun usaha turun menurun tersebut cukup dikenal di wilayah pasar lokal sekitar.
"Nah di sini ada sekedar sekitar 80-an warga yang memproduksi pengolahan ikan, dan masih aktif sampai sekarang. Penjualannya tidak hanya pasar lokal sekitar, tapi hingga daerah atas bahkan sampai Lasem, Kandangserang," jelasnya.
Untuk diketahui, usaha pengolahan ikan sendiri masih didominasi jenis pindang dan ikan asap, yang dikenal tak tahan lama. Pengemasannya pun masih tradisional.
"Pengolahannya masih tradisional, kalau ikan kan ya bertahan hanya 2 hari. Masih kelemahannya di situ, ya pengemasan, istilahnya packaging," terang Mustiadi.
Dikatakan, Pemdes hingga Dinas Perikanan sendiri sudah pernah memberikan pelatihan bagi warga, namun hasilnya belum maksimal. "Karena untuk pengemasan kan jadi nambah biaya. Sedangkan saingannya banyak, jadi kita yang menengah tidak masuk. Kita mau taruh di mart-mart juga kan tidak bisa. Apalagi ikan pindang asap kan belum digemari. Kalau kemasannya dirubah, belum tentu peminatnya bertambah. Misalnya mau merambah ke pasar lain paling ya sedikit ngga cocok," paparnya.
Namun Mustiadi tetap optimis bahwa produk olahan ikan Bugangan ini bisa lebih maju kedepannya. Hanya saja dibutuhkan pengembangan secara bertahap, ditambah dengan adanya BUMDes baru di Bugangan yakni Saung Raden, tidak menutup kemungkinan bisa jadi bahan olahan menu utama di sana atau bahkan jadi oleh-oleh bagi pengunjung yang datang kesana nantinya.
"Jadi masih bertahap. Kan mengikutinya pasar. Di sini juga ada Saung Raden yang akan dilaunching tanggal 2 (September) nanti. Mungkin menunya bisa diambil dari produk usaha masyarakat," cetusnya.
Dengan adanya pembukaan seperti Saung Raden tersebut, apalagi mempromosikan dan menggunakan produk olahan warga desa, maka akan cepat maju dan berkembang.
"Kalau kerjasamanya dengan Bugangan kalau bisa yang khasnya Bugangan ya bisa masuk juga. Dan bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan. Dan bisa menikmati langsung. Mungkin jauhnya bisa buat pusat oleh-oleh," tutupnya. (ap3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: