Atasi Rob di Tengah Pandemi, Desa Jeruksari Gulirkan PKDT

Atasi Rob di Tengah Pandemi, Desa Jeruksari Gulirkan PKDT

KERJA BAKTI - Warga Jeruksari lakukan upaya peninggian tanggul cegah rob di tengah Pandemi.

TIRTO - Di tengah situasi sulit karena pandemi Covid-19, Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan juga diuji dengan naiknya air rob. Bahkan, rob kali ini cukup besar, sehingga meluap ke pemukiman warga. Setali dua mata uang, Pemdes Jeruksari pun merespon kondisi itu dengan menggulirkan program Padat Karya Tunai Desa (PDKT).

Kepala Desa Jeruksari, Budi Harto mengatakan, PDKT merupakan tindak lanjut atas instruksi Kementerian Desa dan PDT, yakni tentang program prioritas Dana Desa (DD) di tengah pandemi Covid-19. "Robnya sangat besar, warga gerakkan kerja bakti, sebagian ada yang padat karya," ungkapnya, baru-baru ini.

Kendati dalam kondisi pandemi, pemerintah desa menggerakkan warga untuk melakukan kerja bakti tanggulangi Rob serta padat karya karena jika dibiarkan akan merendam pemukiman warga lebih parah lagi. "Warga sedang kerja bakti. Kerja bakti nanggulangi rob. Sedang dikerjakan padat karya," jelasnya.

Dijelaskan Budi, naiknya air rob akibat meluapnya sungai Meduri dan sungai Bremi hingga melebihi tanggul. Jika tidak ditanggulangi dengan membuat tanggul darurat, dampaknya akan lebih besar ke pemukiman warga.

"Saat ini rob sangat besar di Desa Jeruksari yang dilalui dua sungai, yakni Meduri dan Sungai Bremi akan berdampak sangat besar. Ini mengkhawatirkan, karena kedua sungai tersebut tanggulnya dilangkahi air rob," sambungnya.

Kendati sudah menggerakkan warga dengan kerja bakti melalui padat karya tunai desa, namun tetap saja pihaknya mengaku kekuatan desa tidak seberapa dalam menangani rob yang sudah menjadi langganan Desa Jeruksari. "Antisipasi, kerja bakti telah dilaksanakan. Namun apa daya, kemampuan desa tak seberapa," tambahnya.

Kemampuan desa, lanjut dia, hanya sebatas membuat tanggul sementara dengan pola peninggian menggunakan tanah di dalam karung. Sebab kekuatan anggaran dana desa untuk itu sangat terbatas.

"Syukur saat ini ada dana desa yang dialokasikan untuk padat karya sehingga warga memanfaatkan dana tersebut untuk meninggikan tanggul sehingga rob bisa tertahan," tegasnya.

Itupun, kata dia, peninggian tanggul hanya dilakukan di bagian yang berhubungan dengan pemukiman warga. Sementara tanggul yang lain belum bisa tertangani karena kekuatan warga dan dana desa sangat terbatas. "Sedang tanggul yang tidak berhubungan dengan permukiman ya hancur tidak tertangani,"imbuhnya.

Pihaknya dan warga berharap ada bantuan segera dari pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten untuk menanggulangi rob yang senantiasa jadi langganan tersebut. "Segera ada penangan dari pemerintah pusat karena lokasi yang terdampak sangat luas dan kondisinya parah," tutupnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: