Sejarah Syawalan dan Tradisi Lopis Raksasa di Krapyak, Kota Pekalongan, Tradisi yang Penuh Keberkahan

Sejarah Syawalan dan Tradisi Lopis Raksasa di Krapyak, Kota Pekalongan, Tradisi yang Penuh Keberkahan

Sejarah syawalan dan tradisi lopis raksasa-Aghistna Muhammad-

BACA JUGA:Menjelajahi Desa Tua di Kabupaten Pekalongan, Inilah 4 Situs Arkeologi di Desa Lemah Abang, Kecamatan Doro

Adapun pembuatan lopis raksasa saat syawalan bermula dari kepedulian beberapa tokoh di Krapyak, khususnya Krapyak Kidul Gang 8.

Salah satu tokoh yang mengawali pembuatan lopis raksasa ini adalah Ayah dari KH. Zainudin, yakni Kyai Ismail.

Inisiasi itu muncul karena melihat semakin ramainya pendatang saat acara syawalan di Krapyak.

Awalnya lopis raksasa saat itu kata KH. Zainudin berukuran sebesar pohon pisang, namun semakin lama ukurannya ada yang semakin besar.

BACA JUGA:Pemkab Pekalongan Akan Gelar Syawalan Megono Gunungan 2024 di Obyek Wisata Linggo Asri

BACA JUGA:Indah Luar Biasa! Inilah 3 Rekomendasi Puncak Gunung di Kabupaten Pekalongan untuk Para Penikmat Keindahan

Tradisi pembuatan dan pemotongan lopis raksasa ini tidak hanya dilakukan di satu tempat saja, beberapa blok di Kelurahan Krapyak ikut meramaikan dan membuat lopis raksasa saat syawalan.

Hingga sampai saat ini setiap hari ke-8 pada bulan syawal, daerah Krapyak selalu dipadati orang-orang di sekitar Pekalongan yang juga ingin merayakan syawalan.

Sebenarnya dalam acara syawalan ini tidak hanya ada lopis raksasa, kita bisa menemukan beberapa stand atau booth jajan gratis yang disediakan oleh warga Krapyak.

Stand atau booth jajan gratis itu menguntungkan bagi orang-orang yang ingin datang syawalan namun tidak memiliki sanak saudara di Krapyak.

BACA JUGA:Berawal dari Pemberontakan di Kraton Mataram, Inilah Asal-usul Nama Desa Jeruksari di Kabupaten Pekalongan

Itulah sejarah syawalan dan tradisi lopis raksasa di Krapyak, Kota Pekalongan. Semoga bermanfaat.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: