Disway award
iklan banner Honda atas

Marak Kasus Bullying di Tegal, Komisi IV DPRD Angkat Suara

Marak Kasus Bullying di Tegal, Komisi IV DPRD Angkat Suara

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, H. Bakhrun, saat mengikuti Rapat Paripurna.-Dony Widyo -

SLAWI – Gelombang kasus bullying di kalangan pelajar Kabupaten Tegal kembali mencuat dan membuat publik geram. Aksi perundungan yang belakangan viral, bahkan ada yang berujung pada hilangnya nyawa, membuat Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, H. Bakhrun, angkat suara lantang.

Bakhrun yang membidangi pendidikan menegaskan, maraknya tindakan perundungan di sekolah harus menjadi alarm keras bagi semua pihak.

"Bullying ini bukan lagi kenakalan biasa. Ada korban yang sampai kehilangan nyawa. Ini serius dan harus dihentikan,” tegasnya, Sabtu (22/11/2025).

Ia mengungkapkan, saat Komisi IV melakukan kunjungan lapangan (Kunlap) ke sejumlah sekolah, banyak guru menyampaikan keresahan mendalam. Mulai dari dilema menghadapi kenakalan remaja, lemahnya karakter siswa, hingga intimidasi antarpelajar yang tak kunjung mereda.

“Kami mendengarkan langsung aspirasi dari para guru. Mereka butuh dukungan, penguatan, dan sinergi agar kasus-kasus seperti ini tidak terus terjadi,” ujar politisi PKS itu.

BACA JUGA:DPRD Desak Pemkab Tegal Segera Benahi SD Timbangreja 2

BACA JUGA:DPRD Tegal Desak Pendataan Tanah Besar-Besaran! Demi Tambah PAD

Bakhrun menilai, akar masalah perundungan selalu memiliki dua sisi: pelaku dan korban. Menurutnya, kasus terjadi karena pelaku merasa lebih hebat, sedangkan korban dianggap memiliki kekurangan.

“Ada gap yang muncul. Ini yang berbahaya dan harus diputus dengan pendidikan karakter,” ujarnya.

Dia menegaskan pentingnya penanaman moral sejak dini, karakter menghargai, tidak merasa paling kuat, dan menyadari bahwa semua siswa setara.

“Tidak boleh ada yang merasa jagoan atau lebih tinggi. Semua pelajar punya hak untuk merasa aman,” tegasnya.

Meski belum memegang data pasti jumlah kasus perundungan di Kabupaten Tegal, Bakhrun memastikan DPRD siap bersinergi dengan sekolah, dinas pendidikan, tokoh masyarakat, dan seluruh pemangku kebijakan untuk memberikan pemahaman langsung kepada para siswa.

Tak hanya soal bullying, Bakhrun juga menyoroti maraknya kekerasan terhadap anak dan perempuan. Ia meminta masyarakat tidak takut melapor sejak awal.

“Kalau mengalami kekerasan, lapor ke RT atau RW terdekat. Jangan nunggu sudah berulang baru berani bicara,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: