Viral! Video Penampakan Jalan Desa dengan Kabupaten di Pegunungan Pekalongan, Kontras Banget!

Viral! Video Penampakan Jalan Desa dengan Kabupaten di Pegunungan Pekalongan, Kontras Banget!

Kondisi dua jalan di Desa Songgodadi Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan beda jauh. Jalan desa tampak bagus. Jalan kabupaten rusak.-tangkap layar Netizen-

"Anak-anak Songgodadi, Curugmuncar dan Tlogopakis itu sekolah SMP-nya itu di Desa Kasimpar yang menempuh jarak 10 km dari Desa Songgodadi. Anak-anak SMP dengan umur 13 tahun, 14 tahun, semuanya pakai motor. Karena ndak ada alternatif lain. Medannya terlalu sulit kasihan, apalagi saat musim hujan seperti ini. Banyak yang jatuh," terang dia.

Jalur itu juga akses penting untuk kesehatan. Saking buruknya jalan, kata dia, pernah ada ibu akan melahirkan yang dibawa ke rumah sakit lahiran dulu di mobil di tengah perjalanan ke rumah sakit.

"Ibu melahirkan akan kesulitan. Banyak kejadian ibu akan melahirkan mulai terasa dibawa ke rumah sakit ya ada yang pernah kelahiran di jalan karena susahnya akses jalan," terang dia.

Akses jalan rusak ikut memengaruhi harga di daerah itu. Biaya angkut jadi mahal. Harga-harga pun ikut mahal. "Angkutan barang dulu orang Songgodadi ke Doro cukup 30 ribu satu orang pulang pergi, tapi sekarang itu 50 ribu satu orang pulang pergi tapi kalau bawa barang diitung sendiri. Kalau kita punya dagangan yang seharusnya bisa jadi duit tapi karena ongkosnya tinggi kita biarkan membusuk ndak jadi dijual ke pasar," keluhnya.

Berita lainnya: Banyak Diburu, Mobil Seharga Motor! City Car  Mini 250 CC Harga Murah Mulai Rp20 Jutaan

Karena biaya transportasinya mahal, produk hasil bumi di desanya dihargai sangat murah. Ia mencontohkan, harga pisang di Doro satu tandan bisa Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu, namun di desanya hanya Rp 7500 sampai Rp 15 ribu.

"Untuk harga-harga sembako itu sudah menjadi keluhan masyarakat setiap hari. Sudah menjadi konsumsi tiap hari akhirnya tidak ada ngeluh lagi, karena ngeluh pun ndak ada gunanya. Yang terasa sekali nabung bertahun-tahun agar bisa bangun rumah biar layak huni tapi costnya jadi tinggi sekali karena biaya angkut material tinggi. Untuk semen, angkutannya yang dikeluhkan. Dulu kan angkutannya Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu sekarang Rp 15 ribu per zak semen," ungkapnya.

"Pemda kemarin telah merencanakan, biar ndak lupa kita ingatkan lagi. Kita lihat di draft rencana pembangunan di 2023 ini untuk Petungkriyono ruas Yosorejo-Curugmuncar dan Curugmuncar-Songgodadi belum ada. Makanya saya khawatir tidak dibangun di tahun ini, padahal kondisi sudah seperti itu," lanjut dia.

Warga berharap, pemda jika tak ada anggaran minimal ruas jalan itu ada pemeliharaan, sehingga kerusakannya tak terlalu parah. Tapi warga sangat mengharapkan tahun 2023 ini ruas jalan itu bisa dibangun.

"Kan ini jalan PU. Kita hanya minta keadilan. Kita juga bayar pajak tapi untuk mengakses jalan yang layak kok kayaknya ndak kebagian terus, jadi saya berharap. Kita bukan berarti tidak suka dengan pemerintahan kita. Kita hanya menyampaikan realita yang ada di lapangan," tandasnya. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: