Dampak El Nino, 2 Desa di Kabupaten Pekalongan Krisis Air Bersih, 12 Desa Lainnya Terancam

Dampak El Nino, 2 Desa di Kabupaten Pekalongan Krisis Air Bersih, 12 Desa Lainnya Terancam

BPBD Kabupaten Pekalongan dropping air bersih di desa yang krisis air bersih akibat dampak el nino.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN - Dampak el nino kian dirasakan masyarakat di Kabupaten Pekalongan. Dua desa yang selama ini tidak alami kekeringan, pada musim kemarau 2023 ini sudah krisis air bersih karena debit sumur warga menyusut. 

BPBD Kabupaten Pekalongan tiap dua pekan sekali mengirimkan bantuan air bersih untuk masyarakat di Dukuh Gutomo, Desa Gutomo, Kecamatan Karanganyar, dan Dukuh Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan Kajen.

Ada 1466 jiwa di dua pedukuhan itu yang kesulitan air bersih akibat sumber air bersih di desa debitnya menyusut drastis saat musim kemarau 2023 ini.

"Saat ini sudah ada dua desa yang mengajukan bantuan dropping air bersih. Yakni di Desa Gutomo, Kecamatan Karanganyar, dengan jumlah terdampak 186 kepala keluarga atau 346 jiwa, dan di Desa Sambiroto, Kecamatan Kajen, dengan jumlah terdampak 280 kepala keluarga atau 1120 jiwa," terang Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Raharjo, Jumat, 18 Agustus 2023.

Baca juga:Musim Kemarau 2023, 13 Desa Rawan Krisis Air Bersih

Dikatakan, musim kemarau 2023, pihaknya sudah memetakan wilayah-wilayah yang selama ini mengalami kekeringan. Dari hasil pemetaan itu, ada 12 desa di enam kecamatan di Kabupaten Pekalongan rawan kekeringan

Namun, kata dia, dari 12 desa itu sampai saat ini belum mengajukan bantuan dropping air bersih. Justru ada dua desa yang tidak masuk dalam pemetaan desa rawan kekeringan yang mengajukan bantuan air bersih. 

"Sampai saat ini desa-desa yang mengajukan permohonan dropping air baru ada dua desa, yaitu Desa Gutomo Kecamatan Karanganyar dan Desa Sambiroto Kecamatan Kajen. Bantuan air kita kirim dua kali satu minggu menyesuaikan permintaan desa di dua desa tersebut," ungkapnya.

Diakuinya, dua desa yang mengajukan bantuan air bersih ini di luar kebiasaan dari desa-desa yang biasanya kekeringan minta dropping air. "Alhamdulillah desa-desa yang selama ini mengalami kekeringan untuk bulan Agustus 2023 ini belum minta dropping air. Mudah-mudahan selalu aman," kata dia.

Baca lagi:Dampak El Nino, Debit Irigasi Menyusut, Petani di Pekalongan Jaga Semalam Suntuk untuk Aliri Sawahnya

Namun, ujar Budi Raharjo, prediksi dari BMKG untuk puncak kekeringan itu akan terjadi di bulan Agustus sampai bulan Oktober 2023. Apalagi, Untuk musim kemarau tahun ini dipengaruhi oleh adanya el nino, sehingga dampaknya bisa dirasakan masyarakat Kabupaten Pekalongan. Salah satunya potensi kekeringan. 

"Sesuai dengan prediksi kami sudah petakan desa yang biasanya mengalami kekeringan itu di enam kecamatan di 12 desa. Kalau ini masih dua desa, masih ada kemungkinan untuk meluas karena sesuai prakiraan BMKG untuk puncak kering ini masih sampai bulan Oktober 2023," katanya.

Untuk antisipasi kekeringan, BPBD Kabupaten Pekalongan siap lakukan dropping air bersih. Pihaknya sudah menyiapkan personel dan kendaraannya, yaitu satu truk tangki. "Jika kita kekurangan armada, kita sudah komunikasi dengan PDAM dan PMI. Untuk air kita juga sudah kerjasama dengan PDAM Kabupaten Pekalongan," tandasnya.

Dengan kondisi musim panas seperti ini, ia mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Pekalongan untuk tetap waspada menghadapi puncak musim kemarau 2023, bisa mengatur dan menghemat penggunaan air bersih, dan jangan melakukan pembakaran lahan, semak, rumput dan lainnya tanpa pengawasan yang ketat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: